Mohon tunggu...
Imam Santoso
Imam Santoso Mohon Tunggu... Dosen - Pembantu Ketua III STAI Al-Fatah Bogor

Akademisi dan Expert di Bidang Public Relations dan Branding Program, Jurnalis Independen, Konsultan Komunikasi dan aktifis sosial media, Dai dan alumni Pondok Pesantren Al-Fatah.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Mighty dan Kepentingan Bisnis

30 November 2016   13:56 Diperbarui: 30 November 2016   14:03 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Awal September, sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) membuat geger Indonesia dengan mengungkapkan adanya kebakaran hutan di Papua. Laporan yang dikenal dengan headline “Burning Paradise”, disinyalir adanya campur tangan kepentingan Amerika Serikat. Pasalnya, LSM asing yang mengeluarkan bernama “Mighty” didukung oleh Waxman Strategies, Aidenvironment, SKP-KAMe Merauke, dan Pusaka.

Menarik jika membahas tentang jejak rekam LSM asing di Indonesia. Sudah menjadi rahasia umum, gerak langkah mereka sebenarnya punya kepentingan dibalik investigasi yang dibeberkan. Dengan mengatasnamakan peduli lingkungan, cukup menjadi topeng yang mengelabui masyarakat dan menarik dukungan para aktivis lingkungan yang benar-benar berjuang berdasarkan kepedulian tanpa embel-embel kepentingan. Sayangnya, pemerintah tidak punya ketegasan dan terkesan membiarkan tanpa penyelesaian.

Mari kita cermati siapa sebenarnya Mighty, Waxman Strategies, Aidenvironment, SKP-KAMe Merauke, dan Pusaka.

Mighty, berdasarkan penjelasan di webnya http://www.mightyearth.org merupakan organisasi global yang bekerja untuk melindungi lingkungan. Fokusnya kepada isu-isu besar seperti melestarikan lanskap yang terancam seperti hutan hujan tropis, melindungi lautan, dan menyelesaikan perubahan iklim.

Lalu siapa Waxman dan Aidenvironment? Dua organisasi ini adalah milik asing. Aidenvironment berasal dari Belanda dan yang mencengangkan adalah Waxman Strategies. Berdasarkan penelusuran di website mereka http://www.waxmanstrategies.com, mereka itu sebuah lobbyist, konsultan politik, komunikasi, dan public affairs dari Amerika Serikat (AS) yang memang menangani klien-klien khususnya di bidang lingkungan hidup. Nah lho!

Salah satu orang Indonesia yang bekerja di sana yang juga menjabat Direktur Mighty, Bustar Maistar. Bisa disimpulkan Mighty merupakan kepanjangan tangan dari Waxman Strategies. Di web resmi Mighty sendiri disebutkan mereka bekerja atas dukungan Waxman Strategies. Ditambah, akun twitter Waxman @TeamWaxman, sudah jelas menyebutkan bahwa MIGHTY merupakan campaign arm mereka.

Yang menarik, orang nomor satu mereka, Henry A. Waxman, adalah mantan anggota DPR AS dari Partai Demokrat. Berdasarkan kutipan ‘Who We Are’ di website mereka, “With Henry at the helm, we work for a range of clients on environment, health care, telecommunications and other issues.”

Kata klien disana sudah cukup jelas menjelaskan bahwa konsultan tidak akan mau kerja tanpa dibayar. Tidak akan bergerak jika tidak ada klien yang MEMBAYAR. Lalu ada kepentingan apa mereka jauh-jauh datang ke Papua for free? Artinya, mereka datang ke Papua, mengungkapkan investigasi kebakaran hutan adalah sebuah langkah BISNIS.

Yang masih tanda tanya, siapa klien yang membayar mereka. Kemungkinannya adalah ada perusahaan asal Amerika yang punya kepentingan bisnis di Papua, termasuk menggeser lahan sawit yang hingga saat ini menjadi andalan Indonesia di market global.

AS begitu iri dan terganggu oleh industri kelapa sawit nasional. Industri kelapa sawit nasional memang sedang diserang habis-habisan atas tuduhan pembakaran hutan. Padahal jika memang dunia peduli akan kebakaran hutan, di eropa dan amerika dan negara lain lebih layak untuk direspon. Kemana para LSM asing peduli lingkungan saat terjadi kebakaran di Warren Creek, Alaska, yang melanda kawasan konservasi suku Indian seluas sekitar 20 kilometer persegi sementara empat titik api melalap area seluas lebih dari 100 kilometer persegi di Arizona dan New Mexico? Dimana mereka saat terjadi kebakarn hutan di Victoria Australia yang menghabiskan 2200 hektar hutan? 

Dalam periode 2010-2014 saja hutan dan lahan di Amerika Serikat telah berjumlah 2.3 juta hektar. Di kawasan Eropa pada periode yang sama juga telah terjadi kebakaran sekitar 1.2 juta hektar hutan dan lahan. Sedanhkan di Indonesia pada periode yang sama hanya mencapai 62.4 ribu hektar. Dan menurut Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan tahun 2015 yang heboh, ternyata hanya sekitar 260 ribu hektar saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun