Gunungkidul, 17 Juni 2025 -- Duta Motivator Pendidikan Indonesia (DMPI) melalui program inisiatif Kisah Motivasi Indonesia telah sukses menggelar kegiatan inspiratif bertajuk Sosialisasi Basic Manners: Melangkah ke Jenjang Menengah dengan Ramah di SDN Bintaos, Kecamatan Tepus, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kegiatan ini diikuti oleh seluruh siswa kelas 6 tahun ajaran 2024/2025, sebanyak 28 siswa, didampingi oleh satu guru kelas dan kepala sekolah. Bertempat di aula sekolah, kegiatan ini berlangsung pada pukul 08.00 hingga 09.30 WIB, dipandu langsung oleh Imam Mudin Zaqi selaku Duta DMPI Batch 4.
Kegiatan ini dilaksanakan sebagai bentuk program inovasi dari DMPI yang bertujuan membekali siswa sekolah dasar dengan nilai-nilai tata krama dasar (basic manners) sebagai persiapan menghadapi jenjang pendidikan menengah pertama. Dalam dunia pendidikan, transisi dari sekolah dasar ke sekolah menengah merupakan tahapan penting yang tidak hanya menuntut kesiapan akademis, tetapi juga mental dan sosial. Oleh karena itu, melalui kegiatan ini, siswa diajak untuk mengenali dan mempraktikkan nilai-nilai sopan santun, empati, kerja sama, serta keterampilan komunikasi yang baik dan etis dalam kehidupan sehari-hari.
Kegiatan diawali dengan pembukaan oleh MC dari kalangan siswa, yang membuat suasana terasa lebih hangat dan akrab. Kepala Sekolah SDN Bintaos kemudian memberikan sambutan yang menyampaikan apresiasi tinggi atas terlaksananya program ini. Dalam sambutannya, beliau menekankan pentingnya pendidikan karakter sebagai bekal utama siswa dalam menghadapi dunia luar, terlebih ketika mereka akan memasuki lingkungan baru di bangku SMP. Menurutnya, siswa tidak cukup hanya dibekali kemampuan membaca dan berhitung, tetapi juga perlu memiliki keterampilan sosial agar bisa tumbuh menjadi pribadi yang utuh dan siap menghadapi berbagai tantangan.
Siswa kemudian diajak mengingat kembali empat kata ajaib yang menjadi dasar dalam bersikap sopan: tolong, maaf, permisi, dan terima kasih. Dari situ, mereka diajak mengenali beberapa bentuk perilaku positif lain yang menunjukkan tata krama dasar, seperti bersikap ramah kepada siapa pun, memberi perhatian kepada orang lain, menjaga perasaan, menghargai perbedaan, serta kemampuan mengendalikan emosi dalam berbagai situasi. Materi juga menyoroti faktor-faktor yang memengaruhi pembentukan tata krama, mulai dari lingkungan keluarga, pengalaman pribadi, media massa, hingga pendidikan di sekolah.
Tak kalah penting, siswa juga dibekali pemahaman tentang manfaat memiliki tata krama yang baik. Salah satunya adalah bagaimana good manners dapat meningkatkan rasa percaya diri dalam bersosialisasi, membuka peluang persahabatan yang luas, serta membantu siswa membangun suasana yang damai dan saling menghargai di lingkungan sekolah baru. Banyak siswa tampak antusias dan tertarik dengan materi yang disampaikan. Beberapa di antara mereka bahkan secara sukarela mengangkat tangan untuk menjawab pertanyaan atau menceritakan pengalaman pribadi mereka dalam bersikap sopan kepada guru atau teman.
Usai sesi penyampaian materi, kegiatan dilanjutkan dengan sesi refleksi dan afeksi. Pada sesi refleksi, siswa diajak untuk menyampaikan pendapat, kesimpulan, dan pelajaran yang mereka dapatkan dari kegiatan ini. Beberapa siswa menyatakan bahwa mereka ingin menjadi lebih ramah saat bertemu teman baru, lebih sabar saat menghadapi perbedaan, dan tidak takut untuk bersikap sopan meskipun berada di lingkungan yang asing. Sesi afeksi menjadi momen yang menyentuh, ketika para siswa diminta menuliskan pesan untuk teman sebangkunya yang telah menemani mereka selama enam tahun. Banyak dari mereka yang menuliskan pesan-pesan yang tulus, seperti "terima kasih sudah menjadi teman terbaikku" atau "jangan lupakan aku walau nanti sekolah kita beda."
Kepala Sekolah SDN Bintaos menyatakan bahwa kegiatan ini sangat relevan dengan kebutuhan siswa kelas akhir dan berharap kegiatan serupa dapat dilakukan secara berkelanjutan di masa depan. Menurutnya, program ini bukan sekadar penyampaian materi, tetapi juga membangun kesadaran baru dalam diri siswa tentang pentingnya menjadi pribadi yang ramah, santun, dan bertanggung jawab.
Imam Mudin Zaqi sebagai narasumber sekaligus pelaksana program menyampaikan rasa terima kasih atas sambutan yang luar biasa dari pihak sekolah dan siswa. Ia menutup kegiatan dengan pesan motivatif, "Jadilah pribadi yang rendah hati dan sopan, karena kesopanan adalah pintu menuju kepercayaan, dan kepercayaan adalah awal dari semua hal baik."
Melalui kegiatan sosialisasi ini, terbukti bahwa membentuk karakter siswa tidak harus selalu melalui metode konvensional. Dengan pendekatan yang menyenangkan dan interaktif, siswa dapat memahami dan menerapkan nilai-nilai penting dalam kehidupan mereka. Sosialisasi Basic Manners bukan hanya menjadi pembekalan menjelang jenjang pendidikan baru, tetapi juga menjadi pijakan awal untuk tumbuh menjadi pribadi yang berkarakter, berdaya saing, dan siap menghadapi dunia dengan senyum dan keramahan.