Mohon tunggu...
Ilya Ainur
Ilya Ainur Mohon Tunggu... Guru - Penyusun Aksara | SCHOOL COUNSELOR

saya ingin menulis lagi dan terus menulis sampai akhir

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sampai Jumpa Bukan Selamat Tinggal

9 November 2020   09:51 Diperbarui: 9 November 2020   09:58 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rentang kisah kian bergerak. Rentang kisah kian berjarak. Namun kenangannya tidak pernah sekalipun ingin pergi. Semuanya masih tersimpan rapi di dalam benak. Sebuah kisah dua manusia yang tidak sengaja saling kenal. Hingga tidak sengaja dua rasa saling terkait lalu tersamakan. Hingga tidak sengaja dua rasa saling nyaman. Begitulah kisah ini terjadi dengan campuran ketidak sengajaan.

Minggu ke minggu kian berlalu. Disetiap minggu diskusi pendek hingga Panjang ditunaikan. Sampai kepada hati merasakan rindu menanti hari minggu.

Sebenarnya kisah ini tidak begitu dalam. Ritmenya biasa -biasa saja. Tapi entah kenapa terkadang kenangan kisahnya terpampang bagaikan sebuah rekaman video yang sedang diputar ulang. Jelas tanpa samar. Bahkan dibeberapa waktu semua kenangan-kenangan begitu terasa nyata.

Teringat bagaimana saat itu kisah ini dimulai tepat dihari minggu. Teringat pula bagaimana kisahnya berkahir dihari minggu.

Jika mungkin didikte bagaimana akhir kisahnya. Pada mulanya tujuannya ingin diperjelas. Akan tetapi semesta menggiring untuk diakhiri saja. Tidak sama seperti awal kisahnya yang ada karena ketidak sengajaan. Justru kebalikan. Kisah ini diakhiri begitu rapi dan direncanakan.

Ah... terlalu bertele-tele. Intinya semua akhir kisah ini karena semesta belum berpihak. Seluruh keadaan bertolak dari keinginan. Hingga sempat salahkan waktu. Kenapa tidak dari dulu kisah dua hati ini dimulai. Seakan terasa terlambat. Masa lalu disalahkan. Takdirpun jadi korban.

Padahal memang bukan takdirnya atau belum saatnya. Saat ini yang diucapkan sampai jumpa. Berharap masih berjumpa dihari minggu yang biasanya. Suatu saat, jika semesta pada akhirnya tetap tak berpihak. Ucapan selamat tinggal saatnya dilafalkan.

Terimakasih, sampai jumpa dan selamat tinggal untuk kisah yang tak pernah terbayangkan. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun