"Ya udah mau ngomong apa?"
"Saya sedang merasa kacau Yan. Entah kenapa perasaan saat saya SMA dulu kembali muncul."
"Perasaan apa emang?"
"Perasaan rendah diri Yan. Aku merasa bahwa aku tidak ada apa-apa nya dibandingkan yang lain. Kamu lihat kan? Di kelas kita. Semuanya pintar dan cerdas Yan. Semuanya saling mengejar dalam mengerjakan tugas dan nilai dari dosen. Sedangkan aku? Dengan kemampuan otak yang alakdarnya ini gak bisa ngikutin keadaan kelas. Gak bisa ngikutin kemampuan yang lain."
"Setiap orang punya daya tampung otak yang beda Ad."
"Sepertinya aku salah masuk jurusan dan kelas Yan."
"Terus mau keluar? Pindah kelas? Atau pindah jurusan?"
"Sempat sih kepikiran gitu. Saya malah kepikiran mau cari kerja aja. Daripada kuliah gak bener ngabisin duit orang tua."
"Kalo saya jadi kamu sih. Mending lanjut kuliah. Terus berusaha berdamai dengan diri. Menerima diri. Memahami kekurangan diri. Terus cari cara biar kekurangan itu bisa ditutupi dengan menemukan apa yang menjadi kelebihan kita. Cari orang yang bisa jadi tutor buat kita. Soalnya kalo kamu berehenti kuliah sekarang, kamu malah ngecewain orang tua kamu. Uangnya abis buat pecundang yang menyerah di medan perang kayak kamu."
"Kalo begitu kamu mau jadi tutor selama aku kuliah?"
"Kenapa harus saya?"