Mohon tunggu...
Ilmu Tanah UNEJ
Ilmu Tanah UNEJ Mohon Tunggu... Ilmuwan - Soil Biodiversity and Fertility

Program Studi Ilmu Tanah UNEJ

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kelompok Riset SBF Universitas Jember Lakukan Pendampingan Simultan terhadap Kelompok Tani Karangrejo, Gumukmas, Jember

1 November 2022   15:12 Diperbarui: 1 November 2022   15:23 491
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemaparan materi tim riset SBF Universitas Jember (Dokpri)

Pertanian merupakan sektor strategis yang sampai saat ini masih tetap memegang peran penting dalam perekonomian nasional. Tidak hanya berkontribusi terhadap Produk Domestic Bruto (PDB) secara nasional namun juga sebaga penyedia lapangan pekerjaan. 

Hal ini terbukti bahwa disaat sektor industri dan sektor non-industri lainnya belum mampu menyerap angkatan kerja, maka sektor pertanian menjadi penampung angkatan kerja. 

Selain itu, sektor pertanian juga masih menjadi andalan bagi penyedian bahan baku bagi industri serta sumber pendapatan devisa dari ekspor.  Peran strategis pertanian di Indonesia juga semakin terlihat saat harga-harga bahan pangan mengalami kenaikan.  Dengan kata lain, sektor pertanian masih menjadi andalan sebagai sumber bahan pangan untuk kepentingan domestik.

Desa Karangrejo merupakan desa yang terletak di wilayah selatan Jember tepatnya di Kecamatan Gumukmas, Kabupaten Jember, Jawa Timur. Hampir seluruh warga desa menggantungkan hidupnya melalui sektor pertanian dengan komoditas utama tanaman pangan. 

Desa Karangrejo memiliki jumlah total penduduk sebesar 11182 jiwa yang sebagian besar bermata pencarian sebagai petani. Total luas wilayah sebesar 581 ha dengan jumlah luas sawah sebesar 281 ha dan tegalan sebesar 126 ha. 

Data profil desa dan hasil survey tim riset SBF (Soil Biodiversity and Fertility) Universitas Jember menyebutkan  hampir sebagian besar petani di Desa Karangrejo memiliki kandang ternak kambing dan sapi.

Disisi lain, petani setempat memiliki masalah mengenai ketersediaan dan kelangkaan pupuk yang menjadi faktor utama penentu produksi. Seringkali petani harus mengeluarkan biaya produksi tambahan untuk membeli pupuk non-subsidi yang harganya mencapai dua kali lipat dari harga pupuk subsidi. 

Disamping itu, minimnya pengetahuan tentang kesehatan tanah juga menjadi faktor yang turut mendorong praktek-praktek budidaya yang tidak sehat. Masalah pupuk dan kesehatan tanah sebenarnya bukanlah masalah yang baru, meskipun telah banyak dilakukan serangkaian kegiatan seperti penyuluhan dan sejenisnya untuk mengatasi masalah tersebut, namun pada kasus-kasus tertentu hal ini masih belum optimal dilakukan.

Berawal dari hal tersebut, tim Riset SBF (Soil Biodiversity and Fertility) yang diketuai oleh Dr. Sugeng Winarso bekerjasama dengan perangkat desa berinisiatif mengadakan kegiatan penyuluhan, pelatihan, dan pendampingan mengenai pembuatan pupuk organik. 

Dr. Winarso memaparkan bahwa pupuk organik yang dibuat berasal dari sumberdaya yang dimiliki oleh petani itu sendiri yakni berupa kotoran hasil ternak. "kami berharap dengan adanya kegiatan pendampingan ini, kedepan kelompok tani di Desa Karangrejo tidak perlu lagi bingung mengenai pupuk karena sebenarnya sumber pupuk alami sudah tersedia melimpah di Desa ini, tinggal bagaimana kita mengolahnya secara maksimal" Tutur Winarso selaku ketua tim Keris SBF.

Sebelumnya, tim Keris SBF juga telah melaksanakan serangkaian kegiatan yang melibatkan masyarakat desa Karangrejo seperti pendampingan dalam diversifikasi produk-produk lokal pertanian yang dapat bermanfaat bagi masyarakat desa. Kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan adalah pembuatan biochar, pembuatan handcraft, dan pengenalan tanaman rami.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun