Mohon tunggu...
Ilham Tawakal
Ilham Tawakal Mohon Tunggu... profesional -

PERTANIAN HIDUP MATINYA SUATU BANGSA !!!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pertanian; Hidup Matinya Suatu Bangsa (Menanggapi Tulisan Esther Lima)

30 Maret 2014   07:16 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:18 733
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Menanggapi tulisan yang ditulis oleh esther lima pada tanggal 24 MAret 2014, dengan judul yang sangat provokatif membuat saya sebagai alumni IPB merasa bahwa apa yang ditulis oleh Esther Lima adalah sebagai sebuah bentuk kekecewaan dia yang apatis dengan banyaknya pangan impor. Terlihat pada awal tulisan yang berjudul "IPB sudah layak ditutup?" esther lima menuliskan kehebatan Indonesia pada zaman Belanda, dan membandingkannya pada saat ini. Lantas dengan bamyaknya pangan yang di impor, institusi pendidikan IPB dengan mudahnya dibubarkan? Logika pendek yang digunakan oleh Esther lima seperti membakar rumah, karena ada tikus didalamnya. Selain itu, Esther Lima lebih banyak menyinggung masalah SARA dengan screenshoot nya itu,tapi saya tidak akan akan membahas itu, saya hanya ingin membahas sedikit mengenai pertaniannya saja.

IPB merupakan salah satu institusi pendidikan yang melahirkan SDM dan inovasi yang unggul, sejak didirikan pada zaman Belanda sampai dengan sekarang, riset dan inovasi untuk memajukan pertanian selalu dikedepankan, baik dari hulu sampai ke hilir, dari ladang sampai ke meja makan. Berbagai varietas dan benih unggul telah dilahirkan oleh peneliti IPB, yang mungkin tidak disadari oleh masyarakat kita. Teknologi pascapanen agar hasil pertanian meningkat terus dikembangkan, sosial ekonomi petani menjadi perhatian khusus dengan pembentukan kelembagaan pertanian. Namun yang harus diingat adalah hasil inovasi para peneliti dan mahasiswa IPB tidak bisa dioptimalkan dengan baik jika tidak ada perhatian dari para pihak, sebut saja pemerintah, agar hasil inovasi dan riset dari berbaga macam lembaga pendidikan dapat di implementasikan di tengah-tengah masyarakat.

Maraknya impor pangan ini tidak terlepas dari banyaknya kepentingan dan tumpang tindih kebijakan dari berbagai kementrian, yang pada akhirnya tidak ada sinergi yang baik. Pada saat kementrian pertanian berusaha untuk mengurangi bahkan menghentikan impor pangan yang merugikan para petani lokal, di satu sisi kementrian perdagangan tidak setuju untuk menghentikan impor pangan, seperti yang tertulis dalam artikel berikut,

http://us.m.news.viva.co.id/news/read/492344-mendag-lutfi-tolak-opsi-setop-impor-pangan

Lantas siapa yang harus disalahkan? IPB? Petani? Pemerintah? Atau kita sendiri yang bangga dengan membeli buah, sayur impor karena harga yang murah?

Terlalu bodoh ketika kita harus menyalahkan salah satu pihak saja, dalam hal ini IPB seperti yang ditulis oleh Esther Lima. Kalau kita ingin menyalahkan salah satu pihak saja dari permasalahan yang dihadapi oleh bangsa ini, maka banyak institusi pendidikan yang harus dibubarkan, karena teknologi belum bisa kita kuasai, hukum masih carut marut, ekonomi turun naik, dan masih banyak lagi.

Oleh karena itu, kita semua berharap agar sinergi antara pemerintah, perguruan tinggi (dosen, mahasiswa, alumni) dan para pihak lainnya bisa terjalin dengan baik. Tanpa adanya sinergi, maka tidak akan ada kebijakan yang berhasil.

Satu statement yang harus diingat dari Bung Karno saat peletakan batu pertama pembangunan kampus IPB adalah "pertanian merupakan hidup matinya suatu bangsa". Jika kita membubarkan IPB, maka SDM yang Unggul dalam bidang pertanian akan hilang, dan kita tinggal menunggu waktu untuk melihat pertanian itu mati

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun