Selama ini, buah kakao dikenal luas sebagai bahan utama pembuat cokelat yang digemari banyak orang. Namun, di balik manisnya cokelat, ada bagian lain dari buah kakao yang sering terlupakan, yaitu kulitnya. Setelah bijinya diambil untuk diolah menjadi cokelat, kulit kakao biasanya dibuang begitu saja. Di daerah-daerah penghasil kakao seperti Sulawesi, Sumatera, dan Papua, tumpukan kulit kakao sering terlihat di sekitar kebun atau tempat pengolahan. Jika dibiarkan, kulit ini bisa membusuk, menimbulkan bau tidak sedap, dan mengotori lingkungan.
Dari permasalahan itulah muncul ide kreatif untuk memanfaatkan kulit kakao menjadi sesuatu yang berguna dan bernilai jual. Salah satu hasilnya adalah wadah lilin estetik yang terbuat dari kulit kakao. Kerajinan ini bukan hanya indah dipandang, tetapi juga menjadi contoh nyata bagaimana limbah bisa disulap menjadi barang yang bernilai ekonomi.
Proses pembuatannya cukup sederhana dan bisa dilakukan dengan alat seadanya di rumah. Kulit kakao yang sudah dikumpulkan terlebih dahulu dibersihkan dari sisa daging buahnya, kemudian dijemur hingga benar-benar kering. Setelah itu, kulit dikeraskan menggunakan bahan alami seperti lem kanji atau tepung tapioka agar tidak mudah rapuh. Kulit yang sudah kering kemudian dibentuk sesuai keinginan, misalnya berbentuk bulat, mangkuk kecil, atau setengah bola. Bagian dalamnya dihaluskan sedikit dan diberi ruang untuk menempatkan lilin kecil. Beberapa orang menambahkan lapisan minyak kelapa agar permukaannya tampak mengilap dan tahan lama.
Hasil akhirnya sangat menarik. Wadah lilin dari kulit kakao memiliki warna cokelat alami dengan tekstur serat yang unik, memberikan kesan hangat dan alami ketika lilin dinyalakan. Cahaya yang keluar dari lilin akan memantul lembut di permukaan kulit kakao, menciptakan suasana yang tenang dan menenangkan. Karena tampilannya yang estetik, produk ini sering digunakan untuk dekorasi rumah, kafe, acara pernikahan, atau bahkan dijadikan hadiah dengan sentuhan alami.
Selain menambah keindahan ruangan, wadah lilin dari kulit kakao juga menjadi bagian dari gaya hidup ramah lingkungan. Saat ini, banyak orang mulai sadar akan pentingnya mengurangi limbah dan memilih produk yang mendukung keberlanjutan. Menggunakan kulit kakao sebagai bahan utama bukan hanya mengurangi sampah organik, tetapi juga membantu masyarakat sekitar agar lebih kreatif dan mandiri secara ekonomi. Inilah Wadah Kakao Lilin Aroma Terapi
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI