Di balik sejuknya lereng Gunungpati, Semarang, ada semangat perubahan yang tengah tumbuh. Kelompok Tani Ternak (KTT) Rejeki Lumintu, yang sejak 1990 menggantungkan hidup pada sapi perah, kini mulai berbenah. Bersama mahasiswa KKN Universitas Diponegoro, mereka menemukan jalan baru: mengolah susu segar menjadi milkshake bernilai jual.
"Selama ini kami hanya menjual susu mentah, harganya tidak sebanding dengan usaha kami," ungkap salah satu anggota KTT saat sesi diskusi. Kondisi ini menjadi titik tolak bagi tim KKN, yang kemudian menggelar pelatihan pembuatan milkshake sederhana namun tetap menarik dengan campuran susu segar, es batu, dan whipped cream home made yang bisa dijual dengan harga lebih tinggi.
Kegiatan sosialisasi berlangsung hangat di aula KTT pada 16 November 2024, dihadiri para peternak dan ibu-ibu setempat. Tak sekedar teori, mereka diajak langsung mempraktikkan pembuatan milkshake. "Ternyata gampang dan rasanya enak, anak-anak pasti suka," ujar Bu Rusma, salah satu peserta pelatihan, sambil tersenyum puas mencicipi hasil karya mahasiswa.
Dampaknya terasa cepat. Warga mulai berani berinovasi dengan varian rasa. Selain menambah pendapatan, kegiatan ini juga memperkuat kesadaran bahwa hasil ternak bisa menjadi bagian dari ekonomi kreatif desa. Dengan langkah kecil dari segelas milkshake, warga Sumurrejo kini menatap masa depan dengan lebih optimis. Karena sejatinya, perubahan besar memang selalu dimulai dari hal-hal sederhana.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI
