Oleh : Ilham Kurniawan, S.IP (Suku Ijung Patih Jadi)
Dusun Koto Baru Semurup merupakan sebuah pemukiman tua yang tumbuh dari migrasi penduduk Dusun Tuo (Koto Payung Semurup Tinggi) yang ditinggalkan karena bencana alam (gempa) pada masa silam. Proses perpindahan ini dikenal dengan istilah "ayie patah" -- saat air yang dulunya menutupi wilayah tersebut mulai menyusut, hingga menciptakan daratan baru yang kemudian disebut Lubuk Timbang Anak, tempat cikal bakal Koto Baru berdiri.Â
Koto Baru Semurup awalnya dihuni oleh Ijung Jayo Karti, anak kandung Depati Simpan Negeri, dan Mangku Malano, anak angkatnya. Depati Simpan Negeri sendiri merupakan keturunan langsung dari Depati Simpan Gumi Tuo, juga dikenal sebagai Ninek Besi. Ia menikah dengan keturunan Indarjati Hiang melalui garis perempuan yang dikenal sebagai Keturunan Ninek Jaburiyah atau Ninek Hilang di Laman, yang kemudian menurunkan Ijung Jayo Karti sebagai cikal bakal Dusun Koto Baru Semurup.
Saat air mulai surut, Depati Simpan Negeri memerintahkan Mangku Malano untuk melakukan peninjauan ke wilayah daratan baru. Dalam peninjauan tersebut, Mangku Malano menemukan bahwa wilayah Koto Puding (kini dikenal sebagai Air Tenang) sudah lebih dahulu dihuni oleh Suku Ijung Patih Jadi, yang memiliki gelar Depati Nagaro Nagiri. Setelah itu, Depati Simpan Negeri bersama Ijung Jayo Karti, didampingi Mangku Malano, turun dari perbukitan menuju wilayah daratan baru (Sekarang Koto Baru) Â dan bertemu dengan penghuni terdahulu yang menunggu Koto Puding (Ayie Tenang) Bersepakat untuk membentuk Dusun Kuto Baru.
Sebelum Bersepakat Membentuk Dusun Kuto Baru Semurup Suku Ijung Karti Sudah Terlebih Dahulu Turun Berada di Daerah Galumpang (Dekat Dermaga Gudang Jawo ditengah Persawahan Kuto Baru) yang Kemudian Bergeser Ke sebelah Batang Sungai Marao tepatnya Koto Baru Semurup sekarang.
Kemudian, untuk membentuk satu nagari yang kuat, Depati Simpan Negeri mengajak dua rekannya yang masih berada di Bukit Pendung, yakni Ijung Suku Lamat dan Ijung Tibajo, untuk turut pindah dan menetap. Mereka sepakat mendirikan permukiman berbentuk parit bersudut empat yang kemudian dinamakan Nagari Koto Baru.
Dengan demikian, lima suku pendiri yang menjadi tonggak utama Koto Baru adalah: