Mohon tunggu...
Ilham Jaya
Ilham Jaya Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Mari Menjaga Stabilitas Keamanan Jelang Pemilu

25 Januari 2019   20:30 Diperbarui: 25 Januari 2019   20:43 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(sumber gambar: suarakebebasan.com)

Berpolitik tentu harus mengedepankan adab kesantunan dan tidak saling menebar fitnah, tetapi berpolitik haruslah dilandasi dengan sikap saling menghargai dan menghormati terhadap perbedaan. Masyarakat tentu harus berpartisipasi dalam menjaga stabilitas keamanan dalam kegiatan demokrasi untuk semua proses Pemilu. Karena stabilitas nasional tidak hanya menjadi tugas TNI dan Polri, tetapi menjadi tanggung jawab seluruh warga negara.

Direktur Ormas Kemendagri, La Ode Ahmad, menyampaikan bahwa dalam menyukseskan Pemilu 2019, masyarakat dapat berpartisipasi dengan menggunakan hak pilihnya secara cerdas dan bijaksana untuk perbaikan bangsa dan negara 5 tahun ke depan. Namun untuk menciptakan Pemilu yang baik tidak hanya sebatas menyalurkan hak pilih semata. 

Menjaga stabilitas keamanan dan ketertiban juga menjadi hal yang penting demi terciptanya suasana Pemilu yang baik. Masyarakat memiliki peran penting dalam merawat kebhinekaan sekaligus menjaga persatuan dan kesatuan dengan saling menghargai perbedaan pilihan/dukungan politik masing -- masing individu atau kelompok, tanpa mengaitkan dengan identitas, Suku, Agama, Ras dan Antar Golongan (SARA).

Pesta demokrasi bagi Indonesia semestinya dapat mencerminkan pesta rakyat yang sesungguhnya, dimana kedamaian dan kebahagiaan menjadi pemandangan dalam segala prosesnya.    

Dalam mewujudkan stabilitas keamanan menjelang Pemilu serentak 2019, tentu seluruh pemangku kepentingan diminta untuk tetap menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Seluruh tim pendukung tentu harus berkomitmen untuk melaksanakan Pemilu damai serta menjaga persatuan dan kesatuan. 

Setiap pasangan calon ataupun calon legislatif harus bisa menjunjung tinggi integritas dalam setiap kata dan perbuatan. Itu semua harus bisa diimplementasikan di lapangan demi terwujudnya Pemilu yang aman dan damai.

Mantan Ketua Mahkamah Konstitusional, Mahfud MD, juga turut menuangkan strategi agar Pemilu mendatang dapat berjalan ceria tanpa menimbulkan konflik berkepanjangan. Dirinya juga menuturkan bahwa untuk mewujudkan Pilpres yang aman dan damai, tentu bisa dilakukan dengan kerjasama seluruh pihak. 

Dimulai dari para figur dan tokoh nasional. Apabila tokoh yang didukung menggelorakan semangat persatuan, maka rakyat yang mendukungnya akan ikut bersatu. Dirinya juga mencontohkan pada Pemilu 1999 yang sempat diklaim berpotensi konflik horizontal antara pendukung mantan Presiden BJ Habibie dan Megawati Soekarnoputri.

Namun pada akhirnya bukan Megawati atau Habibie yang terpilih sebagai presiden, justru KH Abdurrahman Wahid (Alm. Gus Dur) yang terpilih untuk duduk di tahta tertinggi sebagai Presiden Republik Indonesia. Meski demikian, pendukung kedua kubu tetap menjaga perdamaian. 

Selaras dengan hal tersebut pihak Megawati dan BJ Habibie juga tidak mempermasalahkan hasil tersebut. Pada intinya stabilitas keamanan dapat terjaga dengan baik jika para pemangku kepentingan dapat meredam konflik dan tidak melancarkan upaya provokasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun