Mohon tunggu...
Ilham Jaya
Ilham Jaya Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Radikalisme Mulai Pecah Belah Umat, Pemerintah Diminta Waspada

16 Desember 2018   15:18 Diperbarui: 16 Desember 2018   15:27 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: medial-khoirot.blogspot.com

Beredar kabar terbaru mengenai radikalisme yang sedang disebar luaskan melalui cara menyusup ke masjid -- masjid pemerintah. keberadaan penyebar paham radikalisme ini tentulah sangat membuat resah warga baik lingkungan pemerintah sendiri maupun kalangan umum. Seperti yang diketahui paham radikalisme ini erat hubungannya dengan tindakan terorisme. Paham -- paham yang disebarkan juga mengarah pada kekerasan.

 Anehnya, justru paham ini masuk ke dalam masjid -- masjid seolah membaur dengan umat muslim. Padahal, umat muslim sendiri sangatlah memerangi paham radikalisme tersebut. Lantas, apa tujuan pelaku paham radikal ini menyusup ke masjid -- masjid pemerintah? Mungkin dugaan terdekat adalah ingin memfitnah keberadaan umat muslim itu sendiri. 

Seolah -- olah pelaku radikalisme ini berasal dari kalangan muslim. Sehingga masyarakat menilai kaum muslimin ini adalah sutradara sekaligus aktor akan radikalisme ini. padahal, hanya segelintir muslim saja yang dicuci otaknya oleh penyebar paham ini agar melakukan tindakan terorisme yang diminta oleh ketua gerakan paham yang radikal ini.

Belakangan juga mencuat kabar bahwa ada puluhan masjid pemerintah yang sudah berhasil terpapar radikalisme. Diantaranya adalah masjid di lingkungan BUMN, Kementrian dan lembaga. Ujaran kebencian merupakan lagkah utama khotib yang menyebarkan ceramahnya ke jama'ah masjid. 

Berawal dari ujaran kebencian tersebut diharapkan jama'ah turut mengiyakan ujaran yang disampaikan oleh khotib yang berasal dari anggota penyusup ini. Memang, hal ini terdengar sepele, namun dimulai dari penanaman bibit benci maka akan timbul masalah besar yang pada ujungnya akan membuat kerusuhan dan pemecahan umat. Inilah puncak dari maksud para penyusup ini melakukan penyebaran ajaran radikalisme.

Menanggapi masalah tersebut, maka pemerintah diminta waspada dan sigap dalam menangani kasus ini. pasalnya, pemerintahlah yang pertama mereka serang. Sebab, jika pemerintah sudah berhasil di kelabui dan menganut paham ini, maka dengan mudah pemerintah menjalankan sistemnya di atas kepemimpinannya terhadap rakyat.

Selain lembaga pemerintahan, ternyata ada tujuh Perguruan Tinggi Negeri yang turut terpapar oleh paham radikalisme ini. hal ini tentunya pelaku tujukan agar generasi kita hancur. Maka dari itu, selain pemerintah mahasiswa juga dituntut untuk lebih waspada dalam menerima kajian -- kajian berkedok agama.

Terpaparnya sejumlah masjid oleh paham radikalisme ini sebelumnya telah disampaikan oleh Kasubdit BIN Arief Tugiman dalam diskusi Ormas Islam LPOI pada tanggal 17 september lalu. Pihaknya menghimbau agar seluruh masyarakat, termasuk pemerintah dan kalangan mahasiswa untuk melakukan evaluasi dan deteksi dini terhadap paham ini.

Tanggapan pemerintah sendiri akan kasus ini yaitu melakukan pembinaan kepada pengurus masjid agar tidak serta merta menerima paham yang disebarkan di lingkungan masjidnya. Dewan Masjid Indonesia lah yang diserahi untuk memberikan pembinaan terhadap pengurus -- pengurus ini. hal ini dianggap respon terbaik yang harus segera dilaksanakan sebelum masjid -- masjid ini berhasil terpapar oleh paham radikalisme. 

Dengan adanya bimbingan, setidaknya pengurus masjid dan masyarakat setempat tahu akan tindakan dini apa yang mesti mereka lakukan saat kedatangan orang -- orang yang diindikasikan sebagai penyebar paham radikalisme.

Direktur Program DMI Munawar Fuad juga mengatakan DMI memiliki lembaga yang menyiapkan  juru dakwah yang paham Islam moderat dan rahmatan lil alamin yang sanggup membawa pesan toleransi keagamaan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun