Mohon tunggu...
rokhman
rokhman Mohon Tunggu... Freelancer - Kulo Nderek Mawon, Gusti

Melupakan akun lama yang bermasalah

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Janda Dua Kali

22 Mei 2024   10:17 Diperbarui: 22 Mei 2024   10:35 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. (kompas.com/andri donnal putera)

Aku ingin cerita padamu singkat saja. Tentang seorang wanita bernama Mimin. Itu nama panggilannya. Aku tak perlu menyebut nama aslinya.

Mimin telah memadu cinta dengan lelaki bernama Tono. Mereka adalah pasangan suami istri yang sangat harmonis.

Setiap pagi, mereka mendengarkan instrumental love story milik Indila. Didengarkan lagu itu tiap pagi. Lalu mereka saling melengkapi satu sama lain.

Tak ada yang istimewa dari rumah Mimin. Hanya rumah biasa. Suaminya pun hanya punya sepeda motor sebagai barang berharga.

Jika ada selimut hitam cerita mereka adalah suara sumbang cemburu dari berbagai penjuru. Cemburu cinta Mimin dan Tono yang begitu aduhai.

Mereka yang belum dikaruniai keturunan membuat kisah kasih keduanya seperti ABG abadi.


Sampai kemudian ketika usia pernikahan setahun, kecelakaan sepeda motor membuat Tono lumpuh. Tak hanya lumpuh, sistem bicara Tono sudah bermasalah. Dia tak bisa bicara normal. Makin lama Tono hanya bisa diam dengan badan lumpuh.

Mimin masih terus mencintai Tono. Tapi selimut hitam menjadi api yang terus membakar. Suara suara hasrat sebagai wanita terus memanggil Mimin. Hasrat yang tak bisa dituntaskan.

Pelan tapi pasti, kelelahan itu menjalar ke mana-mana. Kejengkelan itu menggunung tak terkira. Mimin lelah tanpa arah. Dia ingin jadi ibu, ingin bersenda gurau dengan anak. Sesuatu yang tak mungkin bersama Tono.

Sampai kemudian Mimin memutuskan untuk menjadi janda. Semua proses dia tuntaskan untuk menjadi janda. Dia kembalikan Tono ke rumah kakaknya.

Kakak Tono satu-satunya itu masih memiliki anak yang kecil. Mengaku tak sanggup mengurusi Tono. "Jika anak anak sudah SMP, aku pasti akan menerima. Tapi lihatlah anak-anakku. Lihatlah rumah reot ini," kata kakak Tono itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun