Mohon tunggu...
rokhman
rokhman Mohon Tunggu... Freelancer - Kulo Nderek Mawon, Gusti

Melupakan akun lama yang bermasalah

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pagi dan Ruwetnya Lalu Lintas yang Mengerikan

6 Mei 2023   05:30 Diperbarui: 6 Mei 2023   05:42 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (xena olivia dipublikasikan kompas.com)

Aku hanya ingin bercerita padamu. Cerita yang mungkin saja sering kau alami sendiri. Tentang lalu lintas jalan di pagi hari yang mengerikan.

Kemarin pagi, aku kembali melihat bagaimana lalu lintas jalan yang mengerikan. Aku melihat dari balik teras klinik dokter saat menemani anakku yang sakit dan berobat.

Aku melihat, kendaraan roda dua dan empat berseliweran. Sebagian kendaraan itu melaju cukup kencang. Mungkin pengendaranya terburu-buru.

Pagi, adalah potret mengerikan karena semua tumplek di jalan. Orang masuk kantor, orang pulang dari pasar, dan anak-anak yang berangkat sekolah bersama "sopirnya".

Tak usah kau lihat suasananya, kau dengar suara jalan saja, riuh rendah tak terkira. Apakah keriuhan dan suasana ruwet itu adalah bekal bagus mengawali aktivitas? Menurutku tidak!

Anak mengawali sekolah dengan bising jalan yang luar biasa, dengan keruwetan lalu lintas yang harus diurai banyak orang. Belum sekolah saja sudah potensi tegang.

Pekerja mengawali pagi dengan riuh jalan yang berpotensi mencelakakan. Belum bekerja saja sudah tegang tak terkira.

Kemudian di pagi itu, "duarrr" suara agak kencang terdengar. Seorang wanita teriak penanda ada musibah. Aku memutuskan tak melihatnya.

Sebab aku tahu itu kecelakaan. Aku juga tahu di sana sudah berkerumun orang untuk membantu. Tak mungkin aku menambah kerumunan hanya untuk melihat.

Aku hanya merangkum fenomena dan menyimpulkan. Kesimpulanku, jika pagi di jalan selalu padat, riuh, berburu waktu, sepertinya kecelakaan hanya tinggal "menunggu undian". Sekali lagi itu fenomena tak sehat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun