Mohon tunggu...
rokhman
rokhman Mohon Tunggu... Freelancer - Kulo Nderek Mawon, Gusti

Olahraga

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Bagian 3: Tiba-tiba, Kepala Binatang-binatang Itu Bermunculan

9 Januari 2023   07:58 Diperbarui: 9 Januari 2023   08:09 334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hanya ilustrasi. foto: pexel/Bence Szemerey dipublikasikan kompas.com

Sudah 45 menit Salim ngoceh di depanku. Aku tak terlalu melihatnya karena lampu kumatikan. Tapi aku selalu membauinya. Bau tak sedap dari manusia berkepala kuda ini.

"Kau tahu Siwar?" tanya Salim.

"Ya tahu. Lelaki yang katanya memiliki banyak ide brilian?" kataku.

"Ya, tapi itu semua bohong. Dia hanya mengklaim atas kerja orang lain. Semua yang dia ungkapkan, itu adalah ide Nawar. Lelaki pendiam yang sudah meninggal sebelum siang mematikan itu," kata Salim.

"Lalu...?" tanyaku.

"Siwar telah berkepala dubuk?" kata Salim.

"Apa itu dubuk?" tanyaku.

"Heyna," jawab Salim.

"Oiya aku tahu. Hewan yang hanya mengambil hasil jerih payah hewan lain?" kataku sedikit bertanya.

"Ya Siwar telah berkepala Heyna. Kau tahu, bangsat dia itu. Semua ide bukan idenya. Itu ide Nawar. Ide soal pengairan sawah dengan alat sederhana. Ide soal pemilihan kepala desa agar lebih transparan. Ide membangun jalur drainase yang terhubung antara satu tempat dengan yang lain. Semua itu ide Nawar," kata Salim.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun