Enam bulan lalu, atau beberapa waktu sebelumnya, Ronaldo Kwateh disanjung. Banyak warganet yang benar-benar meninggikan nama Ronaldo sebagai calon bintang masa depan.
Performa debutnya melawan Timot Leste bersama timnas senior, memberi asa. Â Dia menjadi pemain termuda yang pernah debut di timnas Indonesia, baru 17 tahun 3 bulan. Ya, Januari lalu dia debut untuk timnas senior.
Namanya santer jadi pemberitaan. Saat Sea Games Mei lalu, Ronaldo masuk skuat. Dia salah satu pemain muda di Sea Games. Nah, di Sea Games inilah performanya mulai disorot. Apalagi hanya main beberapa menit melawan Vietnam.
Namun, dia masih memberi goresan bagus karena mampu mencetak gol dengan tenang melawan Malaysia. Aksi individunya juga membuat Indonesia dapat penalti kala melawan Filipina.
Kemudian, Shin Tae-yong memilih mengikutsertakan Ronaldo ke Toulon Tournament, bukan ke kualifikasi Piala Asia. Di Toulon, nama Ronaldo beberapa kali disebut oleh komentator, pertanda sebagai wonderkid.
Tapi, menurut saya performa Ronaldo turun drastis kala di Toulon. Dia seperti kebingungan harus bagaimana. Tapi, sorotan pada tim di Toulon tak terlalu besar karena fans Indonesia sepertinya lebih menunggu kiprah timnas senior di kualifikasi Piala Asia 2023.
Setelah Toulon, Ronaldo kembali jadi andalan di AFF U19. Di laga pertama melawan Vietnam, Ronaldo main. Saya sendiri tak bisa melihat maksimal Ronaldo karena faktor sulitnya akses ke TV yang menyiarkan siaran langsung.
Tapi, saya melihat twitter. Ronaldo jadi pembicaraan. Bahkan pembicaraan yang negatif terkait performanya. Ronaldo dihajar habis-habisan oleg warganet.
Publik di warganet sepertinya memang kecewa berat dengan performa Ronaldo. Ya, hanya enam bulan, cerita Ronaldo berbalik. Dari dipuja jadi dicerca.
Mental