Mohon tunggu...
rokhman
rokhman Mohon Tunggu... Freelancer - Kulo Nderek Mawon, Gusti

Olahraga

Selanjutnya

Tutup

Beauty Pilihan

Merenungi "Hari Tanpa Bra"

13 Oktober 2020   07:05 Diperbarui: 13 Oktober 2020   07:27 302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. Foto: shutterstock dipublikasikan tribunbatam.id

Hari ini, 13 Oktober, adalah hari tanpa bra. Saya pikir bisa direnungkan. Tapi kalau ada yang mau merayakan ya silakan saja.  

Merenungi bra adalah merenungi banyak macam. Bisa soal produksinya, pekerjanya, manfaatnya, dan bahayanya. Namun, jika pikiran terkait bra hanya seperti gelap mata, hasil perenungannya pun bisa gelap gulita, negatif, dan mencelakakan.

Maka layaknya adalah merenungi bra untuk orang-orang tercinta. Begini, bra dalam banyak tulisan dimaknai sebagai salah satu penyebab kanker payudara. Tapi, ada juga yang membantahnya. Sebab, tak ada kaitan antara kawat bra dengan kanker payudara.

Silakan saja Anda berada di sisi mana soal bra dan kanker payudara. Namun, ada juga yang memberi penjelasan bahwa tak memakai bra memiliki keuntungan. Salah satunya mengecilnya potensi sakit punggung.

Maka saya pun berpikir, kalau memang bra itu memunculkan masalah, kenapa dipakai? Akan lebih baik tentunya jika tidak memakai bra, daripada kena potensi masalah macam-macam.

Tapi problem teknologi, industri, sosial, kadang tak sesederhana untung dan rugi. Jika banyak yang tak memakai bra, bagaimana dengan pabrik bra. Bagaimana dengan pekerja di pabrik bra. Jangan-jangan mereka akan banyak yang di-PHK karena serapan bra di pasaran menurun drastis.

Teknologi dan industri telah memberi nafkah pada banyak pekerja, termasuk pekerja di pabrik bra. Tapi, saya sendiri tak tahu di mana pabrik bra itu berada. Saya juga tak mau tahu.

Dari sisi sosial, perdebatan akan muncul jika di masa sekarang ini banyak wanita lalu lalang di ruang publik tak memakai bra. Perdebatannya pun bisa panjang kali lebar alias luas.  Satu sisi ada yang bilang ekspresi, satu sisi ada yang terpancing. Repot. Hidup jadi tak produktif dan bermakna kalau berdebat berlipat-lipat hanya soal bra.

Maka, ya sudah pakai saja bra dan lepaslah di ruang privat. Saya pikir wanita memiliki ruang privat atau setidaknya bukan ruang publik, yang memungkinkannya terlepas dari penjara bra. Dimanfaatkan saja ruang privat itu setiap harinya.

Tapi gunakan ketika di ruang publik. Kenapa digunakan? Ya agar tak muncul masalah industri dan sosial. Sekali lagi, kalau berdebat berlipat lipat terkait industri dan sosial hanya karena bra, kan tak produktif dan bermakna.

Tapi kalau ada yang merayakan hari tanpa bra dengan semangat, ya tak apa apa. Tentu semangat ini bisa dimaknai macam-macam, tergantung si yang bersemangat itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Beauty Selengkapnya
Lihat Beauty Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun