Mohon tunggu...
rokhman
rokhman Mohon Tunggu... Freelancer - Kulo Nderek Mawon, Gusti

Olahraga

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Orator Koplak

7 September 2020   15:44 Diperbarui: 7 September 2020   15:49 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. Kompas/didie sw dipublikasikan kompas.com

Sore yang pening. Di sebuah rumah makan, Tyo gelisah dan memikirkan cara kerja Anto di Dinas Kelautan. Anto adalah kepala dinas yang baru lima bulan menjabat. Sementara Tyo sudah bangkotan sebagai sekretaris dinas.

Tyo tak suka dengan kerja Anto yang main suruh. Anto juga main lapor ke yang berwenang dalam promosi dan mutasi agar anak buah yang tak sejalan dengannya dimutasi. Lima bulan jadi kepala dinas, sudah ada 10 yang dimutasi. Dimutasi di tempat "lebih kering".

"Kalian kalau tak mau kerja sama denganku, aku tenggelamkan!" Kata Anto pada jajarannya pagi tadi, termasuk pada Tyo.

Belakangan duit-duit tak jelas itu memang murni dikuasai Anto. Jadi semua masuk kantong Anto. Tapi memang uang itu oleh Anto dibagi rata pada para staf bawahan. Sementara level pimpinan kering tak dapat apa-apa. 

Tyo dan pimpinan lainnya kekurangan pemasukan uang tak jelas. Tak seperti kepala dinas sebelumnya yang royal membagi uang tak jelas pada para pimpinan.

"Ada orang yang bisa digerakkan untuk demo?" Kata Tyo pada Arman, koleganya di Dinas Tenaga Kerja saat pertemuan sore di rumah makan itu.

"Anto makin ngaco dan merasa sangat berkuasa. Semua dia ancam. Jatahku pun berkurang. Aku butuh gerakan untuk mendemo Anto," lanjut Tyo.

"Owh, aman. Aku ada teman. Sardi namanya. Orator ulung. Dia bisa menggerakkan sampai 1.000 orang. Satu orangnya dihargai Rp 50 ribu. Itu untuk satu jam aksi. Kalau lebih dari satu jam biaya tentu membengkak," ujar Arman.

"Wah, ya ngga perlu 1.000 orang. Halaman kantor itu kan tak besar, mepet dengan jalan pula. Paling 100 orang cukup. Kalau 100 orang berarti Rp 5 juta ya?" Kata Tyo.

"Ya Rp 5,2 juta. Yang Rp 200 ribu untuk Sardi. Itu harga teman. Kalau kamu oke, kamu bilang saja isunya apa, nanti aku catat. Lalu kita ketemu Sardi dan dia orangnya mudah paham. Bagaimana?" Kata Arman.

"Oke besok di tempat ini kita ketemu. Panggil sekalian Sardi. Uang aku langsung beri besok. Bagaimana?" Kata Tyo.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun