Mohon tunggu...
rokhman
rokhman Mohon Tunggu... Freelancer - Kulo Nderek Mawon, Gusti

Melupakan akun lama yang bermasalah

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Indonesia dan Islam Tak Saling Melunturkan

3 September 2020   07:21 Diperbarui: 3 September 2020   07:22 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi. foto shutterstock dipublikasikan kompas.com

Santri-santri di Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur itu berlatih pidato, belajar bahasa Belanda, berhitung, dan bela diri. Santri di masa kelam penjajahan itu tak melulu belajar agama. KH Hasyim Asy'arilah yang memolesnya.

Di masa susah itu, KH Hasyim tak hanya mengajar soal agama, tapi juga menggembleng nasionalisme pada santrinya. Ulama kelahiran 14 Februari 1871 (dalam A'dlom 14: 2014), itu tak hanya mengajarkan santrinya untuk melawan, KH Hasyim juga membuktikan bahwa dirinya adalah pelawan tangguh bagi Belanda. Beliau mengharamkan umat Islam di Hindia Belanda bergabung menjadi tentara Belanda. Sampai kemudian, kemarahan Belanda memuncak di 1913. Pondok Pesantren Tebuireng diobrak-abrik dan dibakar.

Tapi memporak-porankakan Pesantren Tebuireng, tak membuat Belanda bisa meluluhkan KH Hasyim. Lalu, Belanda mulai merayu, mencari jalan halus agar KH Hasyim takluk. Belanda ingin memberikan penghargaan pada KH Hasyim sebagai ulama yang memajukan Islam di Hindia Belanda. Tapi, KH Hasyim Asy'ari menolaknya. Bukan hanya sekali, tapi dua kali KH Hasyim menolak penghargaan berupa perak dan emas. Yuliah dalam Saputra (2019)  menyebutkan KH Hasyim tak sudi menerima penghargaan dari penjajah.

Kala proklamasi kemerdekaan sudah didengungkan, perlawanan KH Hasyim pada Belanda tetap menjadi-jadi. Hal itu terlihat saat Belanda membonceng Sekutu mendarat di Surabaya, kerusuhan pun meluas. Rakyat Indonesia tak sudi Belanda kembali datang.

Bizawie dalam Saputra (2019) menyebutkan, di tengah kegentingan, Presiden Soekarno mengirimkan utusan untuk bertemu dengan KH Hasyim. Kepada utusan Bung Karno, KH Hasyim mengungkapkan umat Islam Indonesia wajib membela tanah airnya dari bahaya dan ancaman kekuataan asing.

Setelah pertemuan dengan utusan Bung Karno, KH Hasyim mengumpulkan ulama se-Jawa Madura. Kemudian, dari pertemuan 21-22 Oktober 1945 itu, muncullah fatwa fardlu 'ain melawan penjajah. Mereka yang sudah baligh dan berada dalam radius 94 KM dari episentrum pendudukan penjajah wajib bertempur.

Fatwa yang kemudian dikenal dengan Resolusi Jihad itu membakar pertempuran 10 November 1945 di Surabaya. Bahkan, Saputra (2019) menyebutkan Resolusi Jihad itu memantik Jenderal Soedirman dalam melawan penjajah secara gerilya.

Kisah nasionalisme KH Hasyim itu beriringan dengan ilmu agamanya yang juga luar biasa. KH Hasyim muda, menimba ilmu agama di banyak pondok pesantren di Jawa, seperti Shona, Siwalan Buduran, Langitan Tuban, Demangan Bangkalan, dan Sidoarjo.

Tak hanya di dalam negeri, KH Hasyim juga menimba ilmu agama di Mekkah selama 7 tahun. Dia mendapatkan ilmu dari banyak guru di Mekkah. 

Guru KH Hasyim adalah Syaikh Mahfudh al-Tarmisi yang seorang ahli Hadist Bukhari, Syaikh Ahmad Khatib dari Minangkabau yang seorang imam di Masjidil Haram, Syaikh al-Allamah Abdul Hamid al-Darutsani, Syaikh Muhammad Syuaib al-Maghribi. Selain itu, ada juga Syaikh Ahmad Amin al-Athar, Sayyid Sultan ibn Hasyim, Sayyid Ahmad ibn Hasan al-Attar, Syaikh Sayid Yamay, Sayyid Alawi ibn Ahmad as-Saqaf, Sayyid Abbas Maliki, Sayyid Abdullah al-Zawawy, Syaikh Shaleh Bafadhal, dan Syaikh Sultan Hasyim Dagatsani.

Keilmuan KH Hasyim juga bisa dilihat dari karya yang beliau tulis yang berkaitan dengan agama dan sosial. Beberapa karangan beliau adalah Adb al-'lim wa al-Muta'allim, Ziydt Ta'liqt, Al-Tanbht al-Wjibt Liman

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun