Mohon tunggu...
rokhman
rokhman Mohon Tunggu... Freelancer - Kulo Nderek Mawon, Gusti

Olahraga

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Sepertinya AHY+SBY Akan Bawa Demokrat Lebih Agresif Mengkritisi Pemerintah

23 Maret 2020   06:31 Diperbarui: 23 Maret 2020   06:36 310
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Agus Harimurti Yudhoyono. Foto Fabian Januarius Kuwado yang dipublikasikan kompas.com

Ketua Umum Partai Demokrat yang baru saja terpilih, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) belum lama ingin mengungkapkan pandangannya soal virus corona. Saya melihat, AHY (dengan restu atau permintaan sang ayah, yakni SBY) membawa Partai Demokrat lebih agresif, yakni dalam hal usulan lockdown lokal. Sepertinya sampai Pemilu 2024 nanti, Partai Demokrat akan lebih agresif untuk menarik simpati dan pemilih.

Agresif yang saya maksud di sini adalah memberi pernyataan yang konkret dan berlawanan dengan pemerintah. AHY seperti diketahui mengusulkan adanya lockdown bagi wilayah-wilayah yang dinilai sudah parah diwabahi corona. Seperti yang saya kutip dari cnnindonesia, AHY mengatakan bahwa lockdown membuat tak ada arus keluar masuk di daerah yang dilockdown tersebut. Tapi, arus keluar masuk bahan pokok tetap dibolehkan.

Penyataan AHY itu berlawanan dengan pemerintah yang tak akan melakukan lockdown. Sebab, lockdown akan berdampak buruk pada ekonomi. Pernyataan agresif AHY melanjutkan pernyataan agresif dari Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Sebelumnya, SBY melakukan kritik dengan diksi yang tajam, yang jarang diungkapkan SBY selama ini.

Seperti dikutip dari kompas.com, ada beberapa kata atau frasa SBY yang agresif pada pemerintah terkait corona. Kata atau frasa itu adalah "(tidak) kredibel", "terlalu percaya diri", dan "menganggap enteng". Saya pikir banyak yang paham bahwa arah SBY adalah agresif mengkritisi pemerintah dalam hal penanganan corona.

Nah, menarik ditelaah kenapa Partai Demokrat mulai agresif. Dalam 10 tahun di pemerintahan yakni 2004 sampai 2014, Demokrat jelas tidak agresif pada pemerintah karena mereka bagian dari pemerintahan. Di masa kepemimpinan pertama Jokowi, silang pendapat antara Jokowi dengan SBY atau Partai Demokrat pernah terjadi. Namun seingat saya, SBY tak pernah memberi pernyataan yang agresif dengan kata-kata yang cenderung menyudutkan.

Salah satu silang pendapatnya adalah Jokowi pernah menyentil soal utang Indonesia ke IMF yang belum tuntas. Kemudian, SBY merespons. Seingat saya hanya satu kata yang agak keras yang diungkapkan SBY, yakni "keliru". SBY mengatakan "keliru" jika Indonesia masih punya utang dengan IMF karena utang itu sudah diselesaikan.

Jokowi juga pernah menyentil pemerintahan SBY soal subsidi BBM. Sentilan itu terjadi di tahun 2018. SBY kemudian merespons sentilan Jokowi dengan bahasa yang tidak agresif. Saat itu, SBY hanya minta mantan menteri di kabinetnya bersabar.

Di awal masa pemerintahan kedua Jokowi, pemerintahan SBY secara tidak langsung juga diseret dalam kasus Jiwasraya. Melalui media sosial, SBY pun memberikan klarifikasi. Dari klarifikasi itu, sangat jarang ada kata yang agresif. SBY lebih memosisikan pihak pemerintahannya sebagai sebagai korban dan membandingkan reaksi antara pemerintahannya dengan pemerintahan Jokowi ketika diterpa masalah.

Soal Jiwasraya, dalam pernyataannya di media sosial, saya hanya menemukan satu bahasan yang agak agresif. Hanya saja tak terang-terangan menyerang pemerintahan atau Jokowi. Pernyataan itu adalah, "Kita ingin Indonesia menjalankan politik yang berkeadaban. Jangan suka main tuduh, main fitnah dan "character assassination". Selama 10 tahun saya mengemban amanah dulu, tak pernah henti saya menerima tuduhan, fitnah dan juga pembunuhan karakter."

Berubah Haluan

Saya tertarik menulis ini karena sepertinya Partai Demokrat di bawah AHY akan berubah haluan lebih agresif. Saya hanya bisa menduga kenapa langkah itu dilakukan. Ada beberapa hal dugaan saya kenapa ada indikasi perubahan agresivitas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun