Bukan Cuma Magang Biasa! Mahasiswa UNNES Ikut Andil Sukseskan Angkutan Lebaran KAI Daop 3 Cirebon Sampai 4 Juta Penumpang
Lebaran kali ini terasa sangat berbeda dan berkesan bagi saya. Bukan karena antrean tiket mudik yang makin cepat habis atau padatnya suasana stasiun yang makin semarak. Tapi karena saya, Ilham Aditya Nugraha, mahasiswa Universitas Negeri Semarang angkatan 2022(UNNES), menjalani peran tak biasa di balik layar sistem transportasi nasional. Di tengah hiruk pikuk angkutan Lebaran 2025, saya tidak sedang bersiap pulang kampung, melainkan justru ikut ambil bagian dalam menjaga agar jutaan orang bisa sampai ke kampung halaman mereka dengan selamat. Saya berada di garda teknis Angkutan Lebaran KAI Daop 3 Cirebon, menjadi bagian dari tim yang memastikan ribuan kilometer rel berdenyut dengan lancar.
Dari Mahasiswa Jadi Bagian Sistem Nasional
Melalui program PRIGEL (Praktik Magang Lapangan) yang saya jalani di Depo Lokomotif KAI Daop 3 Cirebon, saya tidak sekadar menunaikan kewajiban akademik. Saya justru diberikan kepercayaan untuk terlibat langsung dalam operasi besar yang menyangkut hajat hidup masyarakat: memastikan kelancaran moda transportasi publik selama momentum nasional Lebaran.
Angkutan Lebaran bukan sekadar peningkatan jumlah perjalanan kereta. Ia adalah sistem kompleks yang melibatkan perencanaan logistik, ketepatan jadwal, kesiapan teknis armada, dan tentu saja, SDM yang disiplin serta sigap. Dalam sistem itulah, saya menjadi bagian dari tim teknis yang mengawal kesiapan puluhan lokomotif setiap harinya.
Turun Langsung ke Medan: Belajar dalam Tekanan Sungguhan
Selama lebih dari tiga minggu masa angkutan Lebaran, saya ikut ambil bagian dalam beragam pekerjaan teknis yang sangat krusial. Setiap harinya saya bergabung bersama teknisi senior dan pengawas dari KAI dalam rangkaian aktivitas pemeriksaan berkala, mulai dari elektirkal sampai mekanikal dan pengecekan performa sistem pembakaran Hingga dokumentasi dan pelaporan performa lokomotif secara teknis.
Saya juga dilibatkan dalam kegiatan turning dan penyetelan celah valve engine, yang membutuhkan ketelitian tinggi karena menyangkut efisiensi dan performa mesin diesel. Semua pekerjaan itu dilakukan dalam tekanan waktu yang sangat ketat karena padatnya jadwal keberangkatan selama Lebaran.
Tidak ada ruang untuk kelalaian. Setiap sistem harus dalam kondisi prima. Setiap kesalahan bisa berdampak sistemik. Di sinilah saya belajar langsung bahwa dunia kerja teknik bukan soal teori---tapi soal presisi, konsistensi, dan tanggung jawab.
Dari 0 ke 4 Juta: Saya Ada dalam Angka Itu
Satu momen yang paling membekas adalah ketika diumumkan bahwa lebih dari 4 juta penumpang berhasil diangkut selama periode Angkutan Lebaran 2025 oleh PT KAI. Sebagai orang yang setiap hari terlibat dalam kesiapan teknis lokomotif yang membawa penumpang itu, saya merasa menjadi bagian nyata dari angka tersebut.
Bayangkan, 4 juta orang berhasil pulang dan bertemu keluarga---dan saya ada di antara barisan yang membantu mewujudkannya. Ketika saya melihat kereta yang sudah saya bantu rawat bergerak meninggalkan depo, ada rasa haru luar biasa. Inilah kontribusi nyata, bukan sekadar laporan kegiatan magang di atas kertas.
