Mohon tunggu...
INA X THE JOURNALISM
INA X THE JOURNALISM Mohon Tunggu... The Journalism

Bacalah Bukan Hindarilah

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Suku Minangkabau: Lahirnya Para Bapak Bangsa Indonesia

13 Maret 2023   12:39 Diperbarui: 12 Februari 2025   11:12 669
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
THE JOURNALISM 2023

Suku Minangkabau atau yang kerap dikenal dengan suku Minang terletak di Pulau Sumatera, Sumatera Barat, Indonesia. Minangkabau yang terkenal dengan perantauannya karena itu dianggap cara ideal untuk mencapai kesuksesan dan kematangan. Tak salah jikalau bapak-bapak pendiri bangsa Indonesia hasil didikan dari Minangkabau. Bahkan presiden Indonesia ke-1 Soekarno pernah mengutarakan "Bekerja bak orang Jawa, bicara bak orang Batak, berpikir bak orang Minang." kenapa orang Minangkabau sempat diucapkan olehnya, karena Soekarno kagum dengan orang-orang Minangkabau yang haus akan ilmu, pintar, intelektual, dan pastinya kritis.

Siapa sajakah itu:

1. Sutan Malaka

Ibrahim bergelar Datuk Sutan Malaka atau yang kerap disapa Tan Malaka lahir di Pandam Gadang, Suliki, Lima Puluh Kota, Sumatera Barat, Indonesia. Tan Malaka yang memang didesain oleh tuhan untuk terlahir sebagai pejuang revolusioner dan pintar, yang dimana Tan Malaka sudah bisa mendesain dan memberi konsep tentang arah bangsa ini kedepannya. Buku ("Naar de Republiek Indonesia" terbit tahun 1925) yang ditulis olehnya, tentang "menuju Republik Indonesia." Yang dimana kelak akan menjadi inspirasi Soekarno-Hatta dalam membentuk sebuah negara Republik Indonesia tepatnya pada hari kemerdekaan tahun 1945. Sejak saat itu Tan Malaka dijuluki sebagai "Bapak Republik Indonesia." dan layak menyandang sebagai "Bapak Bangsa Indonesia." atas kontribusinya yang besar terhadap bangsa Indonesia;

2. Mohammad Hatta

Mohammad Hatta atau kerap disapa Hatta lahir di Bukittinggi, Sumatera Barat, Indonesia. Hatta menyandang sebagai bapak pendiri bangsa Indonesia, karena kontribusinya besar dalam memerdekakan Indonesia, dan ia menempati sebagai wakil presiden Republik Indonesia ke-1 bersama presidennya yakni Soekarno. Selain piawai dalam berpolitik, Hatta juga piawai dalam urusan ekonomi, wajar ia menyandang sebagai bapak koperasi;

3. Mohammad Yamin

Mohammad Yamin atau kerap disapa Moh. Yamin lahir di Talawi, Sawahlunto, Sumatera Barat, Indonesia. Kontribusi Moh. Yamin terhadap bangsa Indonesia dimulai sejak menyusun berbagai persiapan menuju kemerdekaan seperti menjadi anggota BPUPKI, PPKI, Panitia Sembilan, serta ikut juga merancang rumusan pembukaan UUD 1945, Moh. Yamin juga mengusulkan rumusan dasar negara melalui pidatonya pada 29 Mei 1945, ia mengusulkan lima asas dasar negara Indonesia, sebagai berikut: Peri Kebangsaan, Peri Kemanusiaan, Peri Ketuhanan, Peri Kerakyatan, dan Kesejahteraan Rakyat. Gagasan lima asas dasar negara tersebut kemudian disampaikan secara tertulis olehnya, yakni: Ketuhan Yang Maha Esa, Kebangsaan Persatuan Indonesia, Rasa Kemanusiaan yang adil dan beradab, Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan Perwakilan, dan Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Itulah gagasan dari Moh. Yamin yang beberapa diambil dan direvisi untuk dijadikan rumusan dasar negara dalam UUD 1945, yang pada saat itu Moh. Yamin sedang berunding dengan Soekarno, dan Soepomo;

4. Sutan Sjahrir

Sutan Sjahrir atau kerap disapa Sjahrir lahir di Padang Panjang, Sumatera Barat, Indonesia. Tidak lengkap rasanya kalau ada Soekano-hatta tetapi tidak ada Sjahrir disitu, yap Sjahrir lah yang meng-arsitek dibalik layar kemerdekaan Indonesia. Sjahrir yang dijuluki "Bung kecil"dimana ia ingin Indonesia benar-benar merdeka 100% diatas kaki bangsanya sendiri tanpa berunding dengan negara-negara penjajah. Sjahrir dan Tan Malaka yang terus menerus mendesak Soekarno-Hatta agar secepatnya memerdekakan Indonesia, tetapi keinginan tersebut selalu dijawab Soekarno-Hatta dengan "Nanti...nanti..." Sjahrir yang ingin memerdekakan Indonesia membuat perjanjian dengan Soekarno tepatnya pada tanggal 15 Agustus 1945 yang berakhir gagal karena puncak ketegangan pemuda-pemuda Indonesia yang menculik Soekarno-Hatta, dengan kejadian itu Sjahrir marah besar karena berani-beraninya menculik tokoh sentral tersebut. Tetapi pada saat itu Soekarno-Hatta dijemput kembali oleh Ahmad Subardjo pada 16 Agustus 1945, agar segera memerdekakan Indonesia di rumah Tadashi Maeda, Menteng, Jakarta, Indonesia. Tepatnya pada keesokan harinya 17 Agustus 1945 yang akhirnya diproklamasikan. Peran lebih besar Sjahrir tepatnya setelah Indonesia merdeka yang dimana ia mempunyai PR agar Indonesia mendapat pengakuan secara internasional, Jadi kalau bukan Sjahrir, Indonesia mungkin gak pernah kepikiran untuk maju lewat jalan diplomasi dan perundingan. Jikalau bukan karena kecerdikan Sjahrir juga, dukungan dunia internasional tidak akan sederas itu untuk membela Indonesia di Konferensi Meja Bundar Den Haag, Amsterdam, belanda ;

5. Haji Agus Salim

Haji Agus Salim atau disingkat H. Agus Salim atau yang kerap disapa Agus Salim lahir di Koto Gadang, Sumatera Barat, Indonesia. Agus Salim yang mempunyai kontribusi besar untuk bangsa Indonesia dalam menuju kemerdekaan seperti menjadi anggota Panitia Sembilan dalam badan penyelidik usaha-usaha persiapan kemerdekaan yang mempersiapkan UUD 1945. Ia juga menjadi menteri luar negeri kabinet Sjahrir II (1946) dan III (1947). Ia dijuluki "Diplomat ulung" yang dimana ia selalu sukses dalam mengirarkan bangsa Indonesia di mata dunia;

6. Mohammad Natsir

Mohammad Natsir atau kerap disapa Moh. Natsir lahir di Alahan Panjang, Lembah Gumanti, Solok, Sumatera Barat, Indonesia. Moh. Natsir yang dikenal maestro dakwah yang dimana penyampainnya dakwahnya secara indah, tegas, dan menggerakkan. Berkat beliaulah penyambung cita-cita masyarakat yang ingin merdeka bernama Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), yang dimana sejak saat itu Natsir dijuluki "Bapak NKRI". Yang dimana sebelum NKRI muncul sempat ada beberapa negara bagian yakni bernama Negara Indonesia Timur (1946), Negara Sumatera Timur (1947), Negara Pasundan (1948), Negara Jawa Timur (1948), Negara Madura (1948), Negara Sumatera Selatan (1948), dan itu semua termasuk negara bagian Republik Indonesia Serikat (RIS) (1949),  pada era pasca penjajahan Belanda. Berkat Natsir negara Republik Indonesia diterima menjadi negara keanggotaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) secara penuh dan diakui juga oleh negara-negara seluruh dunia;

7. Chaerul Saleh

Chaerul Saleh lahir di Sawahlunto, Sumatera Barat, Indonesia. Chaerul Saleh mempunyai peranan besar dalam memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Chaerul Saleh menculik Soekarno-Hatta bersama beberapa golongan pemuda Menteng 31 dan pemuda-pemuda dari berbagai daerah di Pulau Jawa, ada Sukarni, Wikana, D.N. Aidit, Yusuf Kunto, dr. Muwardi, Shodanco Singgih, Sayuti Melik, Sudiro, B.M. Diah, Djohar Nur, Kusnandar, Subadio, Subianto, Margono, Adam Malik, dan Armansyah, disitu pula terdapat golongan tua yang diisi oleh anggota dan pengurus BPUPKI dan PPKI. Peristiwa tersebut dinamakan Peristiwa Rengasdengklok (16 Agustus 1945) yang berlokasi di salah satu rumah warga di Desa Bojong, Karawang, Jawa Barat, Indonesia, yaang bernama Djiaw Kie Siong, seorang petani kecil berketurunan Tionghoa.

Mereka-mereka memang terlahir sebagai orang yang sangat gemar membaca buku, sama-sama kritis dan idealis, bahkan dalam menentukan arah bangsa ini untuk yang terbaik harus saling berdebat, bahkan yang paling parah saling-saling menjatuhkan. Dimana hatta dan Sjahrir sempat memiliki hubungan yang tidak baik dengan Tan Malaka dalam berbeda pandangan politiknya, tetapi setelah itu Hatta, Sjahrir, dan Tan Malaka tetap terus memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Sepenggal cerita Unik Soekarno pernah menitip pesan kepadan Tan Malaka jikalau suatu saat dirinya tidak lagi menjabat sebagai presiden Republik Indonesia, Tan Malaka lah selanjutnya yang menggantikannya sabagai presiden selanjutnya tetapi Hatta menolaknya mentah-mentah pada saat itu. Pernah suatu ketika sebelum Indonesia merdeka Tan Malaka pernah mengutarakan kepada Sutan Sjahrir 

"Biarkan saya jadi presiden dan kamu nanti akan menjadi perdana menteri, Sjahrir."

"Sekaligus menteri pertahanan, ekonomi, dalam dan luar negeri ." Ucap Tan Malaka

Sjahrir menjawab "Andai saja kamu lebih populer 10% dari Soekarno, kami akan mempertimbangkan kamu sebagai presiden."

"Kita ini orang Sumatera, tak begitu dikenal oleh masyarakat Jawa, kita dukung saja Soekarno-Hatta."

Tan Malaka menjawab "Tidak mungkin, apalagi Soekarno akan diadili Sekutu yang akan menduduki Indonesia." 

"Dia boneka Fasisme Jepang. Pasti nanti kemerdekaan kita dianggap bikinan fasisme Jepang."

Begitulah sepenggal cerita antara Moh. Hatta dan Sutan Sjahrir yang menolak teman sekampungnya Tan Malaka untuk menjadi presiden Republik Indonesia. Bahkan sampai presiden ke-7 pun tidak ada deretan tempat kelahiran yang berasal dari Pulau Sumatera tepatnya Minangkabau, hanya presiden ke-3 B.J. Habibie yang berasal dari luar Pulau Jawa tepatnya Pulau Sulawesi.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun