Mohon tunggu...
Ilfa swari
Ilfa swari Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Es Krim, Banyak Jalan Menuju Roma, Banyak Cara untuk Minum Susu

31 Agustus 2018   20:09 Diperbarui: 31 Agustus 2018   20:25 374
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ibu hamil kerap dihadapkan dengan permasalahan nafsu makan yang secara drastis berubah. Mungkin yang dahulu sebelum mengandung gemar makan, tidak bisa berhenti ngemil, dan doyan sekali jajan bisa mendadak menjadi sangat pemilih terhadap makanan. 

Sekalipun dipaksakan, ibu hamil dengan segala keunikannya selama mengandung tetap akan mengalami masa-masa mabuk terhadap beberapa jenis makanan, minuman, aroma, dan tekstur dari makanan yang dikonsumsinya. Mabuk tersebut dapat berupa rasa pusing, mual, dan muntah yang dominasinya disebabkan oleh perubahan hormon di dalam tubuh.

Saya sempat mengira bahwa masa-masa mabuk pada ibu hamil hanya terjadi pada trimester pertama kehamilan, atau yang dikenal dengan masa hamil muda. Ternyata, masa tersebut tergantung dari kondisi tubuh selama ibu mengandung. Bisa terjadi lebih dari trimester pertama kehamilan atau bahkan tidak mengalami mabuk sama sekali selama kehamilan.

Kakak saya saat ini sedang mengandung anak pertamanya. Di masa awal kehamilan, dirinya sangat sulit untuk mengonsumsi makanan. Kesulitan itu semakin terasa ketika kakak saya mengalami mual dan muntah ketika terlalu banyak memakan nasi. Padalah yang ia konsumsi hanya nasi saja, tidak dengan lauk-pauknya. Selain itu, ia menjadi sensitif terhadap makanan dingin, pedas, dan banyak mengandung minyak. Efek yang ditimbulkan adalah gangguan kesehatan seperti batuk dan pilek setelah mengonsumsi makanan tersebut.

Sebelum hamil kakak saya termasuk tipikal orang yang gemar makan namun sulit gemuk. Contohnya saja, ia mampu menghabiskan dua mangkuk bakso sekali makan lengkap dengan es teh manis. Dikondisi kehamilannya pada empat bulan pertama kakak saya sangat menyukai susu ibu hamil. Hanya susu itu yang bisa ia minum selama tiga sampai empat gelas dalam sehari.

Maka, masa-masa kehamilan cukup membuatnya repot. Dalam hal ini, repot untuk menyiasati kebutuhan gizi bayi dalam kandungannya dengan kondisi yang seperti itu. Sedangkan kebutuhan nutrisi pada janin sangat ditentukan pada trimester pertama dan kedua. Uniknya, sedari kami kecil, kakak saya sangat tidak menyukai susu. Aroma anyir susu sapi kerap membuatnya mual saat meminumnya. Sangat berbeda dengan kondisinya ketika hamil.

Ketika usia kehamilan kakak saya memasuki bulan kelima, kegemaran minum susu hamil mulai menurun. Bahkan, ia kembali tidak menyukai susu dan segala aroma yang dimunculkan. Alhasil, kebutuhan nutrsi untuk anaknya hanya mengandalkan dari multivitamin dan suplemen makanan yang diresepkan dokter.

Dokter sempat memperingatkan ketika berat badan kakak saya belum sesuai dengan target ideal ibu hamil. Kakak saya mulai menyiasati kendala tersebut dengan mengurangi porsi makannya namun menambah jam makan setiap harinya. 

Hal ini untuk menghindari makanan dan minuman yang terlalu banyak dikonsumsi keluar kembali karena muntah. Ia juga mulai membiasakan meminum susu hamil dengan harapan nafsu makannya dapat kembali meningkat seperti bulan-bulan awal kehamilan. Usaha memperbaiki porsi dan waktu makan berhasil, namun untuk mengembalikan selera minum susu nihil.

Cara Pintar Minum Susu

Cuaca terkadang menjadi suasana yang dimanfaatkan kakak saya untuk mengelola nafsu makannya. Ketika saya mengunjunginya kemarin, kebetulan cuaca sedang terik dan suhu udara panas. Nafsu makannya tertuju pada sesuatu yang dingin, segar, dan mengenyangkan. Sebagai pengobat dahaga, kakak saya menginkan es pisang ijo, olahan minuman tradisional dengan es dan pisang. Yang menjadi kendala adalah kondisi tubuhnya yang kerap mengalami batuk ketika mengonsumsi es.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun