Mohon tunggu...
Iksan Arrahman
Iksan Arrahman Mohon Tunggu... -

Saya pernah menjadi mahasiswa pascasarjana di Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Valentine Day Perayaan Perusak Peradaban Manusia

15 Februari 2014   15:04 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:48 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Pada era tahun 1980 an sampai dengan tahun 1990 an gegap gempita perayaan Valintine day tidak pernah kita jumpai dari ibu kota negara sampai dengan pedesaan. Namun sejak tahun 2000 an perayaan Falentine Day menjadi sangat luar biasa mengaung dari kota-kota besar dunia seperti paris, inggris, amerika dan lain-lain hingga kota-kota kecil dan pedesaan.

Arus informasi yang begitu besar didukung oleh teknologi informasi yang sangat canggih kampanye Valentine day mampu menembus batas-batas moral dan agama, sehingga nilai-nilai moral dan agama bukan lagi sesuatu yang dianggap sakral melainkan hanya sebagai tempat pelarian dikala kesedihan dan kesengsaraan. Hal ini merupakan suatu keniscayaan karena Allah berfirman didalam al Quran "manusia itu kalau ditimpa musibah akn berkeluh kesah" dan firman Allah "dikala mereka terombang ambing ditengah lautan mereka berdoa kepada Allah dengan penuh kesungguhan".

Perayaan Valentine Day tidak hanya dilakukan oleh kalangan muda tetapi juga oleh mereka yang telah berkeluarga dan memiliki anak cucu. Fenomena ini tidak hanya menjadi masalah agama islam saja tetapi semua agama menghendaki hal sama di mana ajaran hakiki dari pada agama-agama adalah menjauhi pintu-pintu-pintu kemaksiatan.

Perayaan ini menjadi momok tidak hanya bagi kaum agamawan tapi bagi peradaban manusia secara keseluruhan. Bagaimanapun tindak pergaulan kalangan muda menjadi gambaran setingan masa depan peradaban. Dengan adanya perayaan Valentine Day berapa banyak para kawula muda melabrak batas-batas yang dilarang agama. Sehingga jangan heran, sekarang menjamur dokter praktik aborsi yang setiap tahun jumlah perempuan muda (belum bersuami) yang melakukan aborsi mengalami peningkatan yang signifikan.

Perilaku yang mengancam peradaban ini menjadi tidak terkendali, brutal dan memuakkan. Pesta seks yang biasa nya dikenal dikalangan barat sekarang sudah mulai menjangkiti kalangan anak-anak muda Indonesia, Narkoba dan Miras menjadi pelengkap hancurnya peradaban dimana para kawula muda menggunakannya pada saat perayaan Valentine Day.

Apakah yang harus kita lakukan untuk menjaga hancurnya peradaban ini? jawaban singkat dan sederhana adalah ORANG TUA. Orang tua jangan bangga ketika anak perempuannya dijemput dengan mobil mewah karena bisa jadi anak anda akan dijinai. Orang tua jangan bangga ketika ketika anaknya pulang larut malam karena bisa jadi anak anda habis pulang dari diskotik, narkobaan dan lain-lain.

Orang tua menjadi pemeran kunci untuk menjaga hancurnya peradaban ini. Bekali anak-anak anda pemahaman agama yang baik. Kalau anda tidak mampu membimbing anak anda dengan pemahaman agama, serahkan anak anda kepada pondok-pondok pesantren yang lurus. Dan jangan biarkan anak anda larut dalam gegap gempita kehidupan dunia yang sementara ini. Yang akan menjerumuskannya dalam kehidupan yang penuh dengan syahwat dan kehinaan. Ingat, anda sebagai pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah terhadap orang-orang yang anda pimpin. Kehidupan dunia ini hanyalah sementara, akan ada kehidupan yang  kekal yang menanti anda dan keluarga. Dan penentunya adalah kehidupan dunia ini.

Sebagai penutup mari kita sadarkan anak-anak kita, keluarga dekat kita, tetangga, dan masyarakat bahwa sesungguhnya perayaan Valentine Day adalah perayaan Penghancur Peradaban. Sadari ini, Cegah ini, Jauhi ini agar kita terhindar dari Azab Allah yang tidak hanya menimpa orang-orang yang melakukan maksiat diantara mereka.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun