Mohon tunggu...
Ikrom Zain
Ikrom Zain Mohon Tunggu... Tutor - Content writer - Teacher

Hanya seorang pribadi yang suka menulis | Tulisan lain bisa dibaca di www.ikromzain.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Lebih Dekat dengan Kehidupan TKW Pengasuh Orang Tua dari Channel You Tube Mereka

3 Februari 2021   15:55 Diperbarui: 3 Februari 2021   16:04 2532
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seorang TKW Indonesia yang bekerja di Taiwan menunjukkan Silver Play Button bersama majikannya. - Channel YT Isayang123

Beberapa hari terakhir, saya cukup banyak menghabiskan waktu istirahat untuk menonton channel You Tube milik beberapa Tenaga Kerja Wanita (TKW) di Hong Kong dan Taiwan.

Ketertarikan saya bermula ketika ada rekomendasi video masak seorang TKW saat saya menonton channel Farida Nurhan. Setelah mengulik sebentar, ternyata ia adalah seorang TKW yang bekerja di Hong Kong dan mengurus seorang nenek tua. TKW tersebut bernama Andie Kers atau sering dikenal sebagai Mbak Andie.

Saya tertarik dengah Mbak Andie karena dari video yang ia unggah, tampak tangannya amat cekatan memasak berbagai menu untuk majikan dan dirinya. Tidak hanya itu, ketika ia melahap makanan khas Indonesia seperti sambal dan tempe, tetiba nafsu makan saya ikut bertambah. Mbak Andie -- dengan segala kesibukannya yang luar biasa -- masih menyempatkan waktu untuk membuat video sekaligus berkabar mengenai nasib TKW di perantauan.

Sejak saat itu, sesuai algoritma You Tube, saya mendapatkan beberapa rekomendasi video lain. Ada yang menjaga bayi, menjaga lansia, hingga ada yang khusus merawat hewan. Semuanya bagi saya amat menarik lantaran sejak dulu kala, saya hanya mengenal kehidupan TKW dari sumber "katanya" atau melihat sekilas penampilan mereka saat pulang ke Indonesia.

Beberapa tetangga dan kerabat yang baru pulang dari negara perantauan sering saya lihat mengalami perubahan yang amat signifikan, terutama dari segi penampilan. Tidak hanya itu, mindset mendapat uang banyak pun kerap hinggap meski pekerjaan mereka jika dilihat tidaklah terlalu istimewa. Apa sih (maaf) enaknya menjadi babu di negara orang? Itulah persepsi yang pernah saya miliki dulu.

Akan tetapi, seiring perjalanan waktu dan dengan melihat video yang mereka unggah, saya memiliki pandangan yang lain. Saya beranggapan bahwa gelar pahlawan devisa benar-benar layak bagi mereka. Tidak saja gelar pahlawan devisa bagi tanah air, mereka juga bisa dikatakan menjadi pahlawan bagi negara tempat mereka bekerja. Kalau tidak ada mereka, apa jadinya warga -- terutama para lansia -- bisa hidup dengan baik. Mengingat, kebanyakan warga di negara tujuan memiliki prinsip hidup kerja kerja kerja kerja kerja saat muda dan bisa jadi sakit saat tua.


Atas alasan itulah, saya kini lebih tertarik melihat kehidupan para TKW daripada mereka yang bisa dikatakan "sukses" di negara orang. Perjuangan berdarah-darah para TKW yang mencari sesuap nasi untuk keluarganya di Indonesia begitu membuat saya terlecut kembali untuk bersyukur masih bisa bekerja dengan layak di Indonesia. Tidak hanya itu, spirit yang mereka berikan mengenai kecintaan terhadap pekerjaan membuat saya menaruh hormat pada mereka.

Mbak Andie misalnya. Walau awalnya ia sempat tidak cocok dengan sang majikan -- seorang nenek tua -- yang begitu cerewet, seiring berjalannya waktu ia berhasil dekat dengan sang nenek. Mbak Andie mencoba untuk ikhlas mengambil hati sang nenek agar hubungan dengannya baik dan ia bisa bekerja dengan baik. Menurut saya, tidak mudah lho mengambil hati orang tua yang kebanyakan sudah memiliki sifat kembali seperti anak-anak.

Tidak jarang, dengan uangnya sendiri, Mbak Andie memasakkan makanan khas Indonesia yang disukai sang nenek. Belum lagi, ketika nenek sakit dan tak mau makan, Mbak Andie pun dengan susah payah berusaha melakukan yang terbaik agar sang nenek bisa makan. Dan saat sang nenek memiliki nafsu makan kembali, rasanya jerih payahnya terbayarkan. Bercerita sambil makan sambal saat malam hari, adalah perayaan kecil atas keberhasilannya.

Lain Mbak Andie lain pula Mbak Tina XL. TKW yang bekerja di Taiwan ini bagi saya cukup kocak karena omongannya yang ceplas-ceplos. Namun, itu malah membuatnya bisa bertahan dari tekanan kerja dan hidup di negara yang hingga kini masih belum diakui kemerdekaanya itu. Saya mendapatkan pelajaran bahwa meski secara pendidikan para TKW tidaklah tinggi -- kebanyakan tidak mengenyam hingga bangku SMA -- tetapi mereka dikarunai kecerdasan yang luar biasa.


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun