Nah, untuk makan malamnya, saya biasanya melakukannya bersamaan dengan menunggu Kereta Api Penataran saat transit di dalam Stasiun Wonokromo Surabaya.Â
Ada warung di dalam stasiun yang menjual nasi ayam kecap seharga 15 ribu rupiah beserta minumannya. Untuk ukuran Kota Surabaya, harga segitu lumayan murah. Rasanya juga lumayan.Â
Di dalam Kereta Api Penataran, meski termasuk KA lokal kadang juga ada prami yang menjual pop mie masak. Saya tidak pernah membelinya karena sudah kenyang saat naik kereta api di Wonokromo.Â
Hanya beberapa penumpang kelas kambing alias yang tak dapat tempat duduk membeli pop mie ini sambil memakannya di depan toilet kereta. Kalau dilihat ya cukup ngeri juga tapi mungkin karena sudah lapar ya dan kereta baru sampai di Malang malam hari makanya mereka nikmat saja menyantapnya.
Kesulitan saya dalam melakukan pengiritan makanan di dalam kereta terjadi saat solo traveling ke luar kota. Saya belum tahu medan kota tersebut terutama warung yang menjual makanan murah. Untuk sementara ini, Solo dan Semarang adalah dua kota yang menjadi favorit saya dalam mencari makanan murah untuk dimakan di dalam kereta.
Ada sebuah warung di dekat Stasiun Semarang Poncol yang menjual nasi bungkus seharga 5 ribu rupiah saja. Isinya bermacam-macam, mulai dari tahu tempe, mie, telur, ayam suwir, dan lain sebagainya. Porsinya juga cukup banyak. Namun, lantaran saya belum puas kalau hanya membeli satu buah. Biasanya, saya membeli dua buah.
Hal paling epik dalam mengirit makanan terjadi saat saya ke Banyuwangi. Kereta Tawang Alun yang membawa saya ke Malang berangkat pukul 5 pagi. Jadi, saya tak mungkin membeli makanan dulu.
Namun, saya yang sudah berniat tidak tidur merasa waktu akan terbuang percuma jika hanya bengong lihat YouTube di penginapan. Saya pun berinisiatif keluar penginapan dan mencari makanan. Eh ternyata jalan di depan penginapan masih ramai dan banyak penjual makanan. Padahal, saat itu waktu sudah menunjukkan jam 12 malam.
Saya pun mulanya bingung akan membeli apa yang tahan sampai jam 6 pagi. Akhirnya bisa ditebak saya membeli ayam goreng tepung. Namun, saya bertanya kepada pemilik warung apakah makanan itu bisa tahan sampai jam 6 pagi. Atau paling tidak jam setengah 6 pagi saat saya sudah berada dalam kereta api. Ternyata bisa karena ia baru saja memasak nasi dan menggoreng ayamnya. Ya sudah akhirnya saya membeli satu porsi.