Menu makanan yang hampir selalu jadi favorit saya adalah nasi goreng. Sebenarnya ini bukan menu favorit tetapi menu yang paling bisa saya makan. Lantaran, menu lainnya cukup riskan untuk saya makan seperti ayam geprek atau nasi pecel. Sebagai penderita GERD, saya pantang memakan makanan tersebut.
Harga satu porsi nasi goreng adalah 25 ribu rupiah. Jangan samakan dengan harganya dengan harga di warung. Rata-rata memang harga makanan di dalam kereta api antara 25 ribu hingga 35 ribu rupiah. Kalau nanti Reska bisa menambah menu, rasanya saya ingin ada menu bubur di dalam kereta api.Â
Namun, jika saya pulang ke Malang, saya biasanya membeli dulu di warung dekat ruko saya. Menu tempe bacem biasanya jadi andalan. Bersama sayur oseng kacang atau buncis sebagai pelengkap.Â
Lumayan irit juga karena menu ini beserta kerupuk saya tebus tak sampai 10 ribu rupiah. Kalau istri sepupu saya sedang memasak, maka masakannya ya saya bawa. Ia biasanya memasak oseng tempe atau perkedel jagung dan beberapa jenis sayur tumis lain.
Jika sedang tidak sempat membeli makanan di warung dekat ruko tempat tinggal saya, biasanya saya menyempatkan membeli makanan di warung Stasiun Lempuyangan.Â
Kereta Logawa yang saya naiki berangkat sekitar jam 9 pagi menuju Surabaya. Sebelum kereta datang, saya membeli makanan di warung dalam stasiun yang cukup banyak.Â
Nasi campur biasanya menjadi andalan saya karena harganya amat murah yakni sekitar 8 ribu rupiah saja. Kalau tidak, saya biasanya membeli ayam goreng tepung seharga 12 ribu rupiah.
Penumpang akan banyak lagi ketika kereta berhenti di Stasiun Kertosono yang merupakan stasiun pertemuan antara jalur Surabaya dan Blitar.