Liburan panjang kemarin saya berniat menjajal rute bus Trans Jogja yang baru saja diluncurkan.
Rute ini berbeda dengan rute Trans Jogja sebelumnya yang dikelola oleh Dishub DIY. Rute baru ini dijalankan oleh Kemenhub melalui program Teman Bus.
Program ini sendiri merupakan program angkutan umum unggulan dengan teknologi telematika berbasis nontunai. Pengguna bus akan membayar melalui berbagai uang elektronik untuk bisa naik ke bus. Meski demikian, pada uji coba kali ini, pengelola masih menggratiskan sampai akhir tahun.Â
Saya tertarik untuk mencoba bus ini karena rute yang dilewati sebagian besar belum ter-cover oleh bus Trans Jogja reguler. Rute-rute tersebut melewati kawasan permukiman yang ramai menuju kawasan pedesaan.
Ada dua wilayah yang disasar bus ini yang terbagi dalam 3 koridor, yakni Pakem yang dilayani oleh dua koridor dan Godean oleh satu koridor. Ketiga koridor ini memiliki titik awal keberangkatan berbeda.
Untuk bus yang menuju Pakem, perjalanan dimulai dari Bandara Adisucipto PP. Bus koridor ini akan melewati  wilayah Tajem, Ngaglik, dan berakhir di Terminal Pakem. Sementara, trayek lainnya bemula dari Terminal Condong Catur dan akan melewati wilayah UGM dan UNY, lalu menuju Jalan Kaliurang hingga sampai di Pasar Pakem.
Untuk rute bus yang menuju Godean, perjalanan akan dimulai dari Terminal Wisata Ngabean, lalu menuju Ambarketawang, Gamping, dan berakhir di Sentra Kuliner Belut Godean.
Koridor pertama yang saya coba adalah koridor 1 yakni Ngabean dan Godean. Belum juga memulai, saya sudah kecele ketika ternyata tempat pemberangkatan bus berbeda dengan halte Trans Jogja reguler.
Penumpang lebih baik bertanya kepada petugas TJ reguler agar tidak sia-sia menunggu bus. Nantinya, petugas tersebut akan mengarahkan ke petugas TJ rute baru yang memakai rompi. Seragam ini menjadi pembeda dengan petugas TJ reguler yang biasanya mengenakan batik.
Meski demikian, saya salut dengan petugas TJ rute baru ini karena akan mempersilakan calon penumpangnya untuk menunggu di dalam bus hingga berangkat. Biasanya, jarak keberangkatan satu bus dengan bus lain hanya sekitar 15-20 menit. Di dalam bus pun juga tersedia hand sanitizer dan aturan jaga jarak antar penumpang.
Ini yang akan menjadi catatan saya apakah bus ini benar-benar menerapkan protokol kesehatan atau tidak. Lantaran, selama adaptasi kenormalan baru ini, bus TJ reguler tidak menerapkan aturan tersebut dengan baik. Semisal, tidak memberi jarak antar penumpang. Â Â Â