Mohon tunggu...
Ikrom Zain
Ikrom Zain Mohon Tunggu... Tutor - Content writer - Teacher

Hanya seorang pribadi yang suka menulis | Tulisan lain bisa dibaca di www.ikromzain.com

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Suka Duka Menjadi Asisten Kepala Sekolah

24 Juni 2020   08:50 Diperbarui: 25 Juni 2020   18:40 910
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seorang Kepala Sekolah dan asistennya sedang menyelesaikan tugas. - Dokumen pribadi

Nah yang cukup banyak adalah tipe ketiga seperti yang saya alami menjadi asisten Kepala Sekolah dulu. Kepala sekolah saya paham hal-hal dasar tugas yang diberikan. 

Tetapi, karena beliau sudah mendekati masa purna, sering kesulitan dalam mengoperasikan IT. Semisal, memasukkan data dalam Excel. Tidak hanya itu, jika tugas diberikan dalam sebuah aplikasi tertentu, maka saya harus memberikan panduan apa yang harus dikerjakan.

Walau demikian, beliau tetap memberikan gambaran rinci mengenai apa yang harus saya kerjakan. Dalam bentuk coretan tangan di kertas atau dalam ketikan sederhana, beliau memberi saya poin-poin yang harus dimasukkan dalam suatu pekerjaan tersebut. 

Ketika ada beberapa pilihan mengenai suatu kebijakan sekolah, saya kembalikan lagi kepada beliau untuk dipertimbangkan sebelum data yang diminta dikirim ke Diknas. Terlebih, jika kebijakan tersebut cukup rawan semisal mengenai rehab sekolah, bantuan siswa kurang mampu, dan lain sebagainya.

Jika merangkap sebagai guru, menjadi asisten kepala sekolah harus bisa mengatur waktu. Sebisa mungkin, pekerjaan tersebut dikerjakan saat jam luang. 

Saat jam kosong, istirahat, atau sepulang sekolah. Apesnya, kadang pekerjaan untuk KS ini tanpa ampun. Ada saja setiap hari. Maka, meminta kelas yang dekat dengan kantor Kepala Sekolah adalah salah satu cara efektif. 

Kelas saya dulu dekat bersebalahan dengan kantor kepala sekolah. Sehingga, saat  saya berada di ruang kepala sekolah, saya bisa mendengar suara siswa saya di kelas. Apakah tetap tenang atau malah ramai dan berkeliaran.

Salah satu hal yang sulit dilakukan saat menjadi asisten kepala sekolah adalah menjaga kerahasiaan. Hampir setiap saya dipanggil ke ruang kepala sekolah, ada saja guru yang bertanya kepentingan beliau untuk memanggil saya. Mereka kepo akan ada apa. 

Terlebih, jika ada sebuah isu sensitive semisal saat akan program supervisi. Saya paham isu sensitif seperti supervisi ini amat penting dan menjadi perhatian bagi para guru lain.

Isu lain seperti penilaian SKP juga kadang menjadi buah bibir yang menyebabkan asisten kepala sekolah sering dikorek informasinya. Makanya, saya hanya berbicara seperlunya dan mencoba tetap menjaga rahasia dari sang Kepala Sekolah karena itu adalah amanah. 

Kadang, karena saya masih junior dan baru masuk dalam rimba dunia kerja, sang KS memberi panduan jawaban jika saya ditanya oleh guru lain. Biasanya, saya meminta mereka menunggu detail informasi saat rapat bersama dari pernyataan Kepala Sekolah sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun