Mohon tunggu...
Ikrom Zain
Ikrom Zain Mohon Tunggu... Tutor - Content writer - Teacher

Hanya seorang pribadi yang suka menulis | Tulisan lain bisa dibaca di www.ikromzain.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Uang THR Lestari dengan Cara Dibikin Simpel

11 Mei 2019   10:03 Diperbarui: 11 Mei 2019   10:19 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puncak kegalauan pada pertengahan bulan Ramadan adalah tentang berita detik-detik turunnya Tunjangan Hari Raya (THR).

Uniknya, setelah sekian lama dinanti, uang yang hanya turun setahun sekali ini malah mudah sekali untuk punah. Hilang tak berbekas dengan aneka perburuan liar yakni belanja di Mall atau tempat lainnya. Ketika hari-H Idulfitri tiba, tak ada lagi uang tersisa.

Padahal, eksistensi THR sangatlah diperlukan. Pada masa akhir puasa dan menjelang lebaran, aliran dana yang masuk dan keluar sama-sama besarnya. Atau bahkan, bisa menjadi bumerang jika dana yang keluar lebih besar dibandingkan dana yang masuk.

Maka, membuat perencanaan matang sebelum dana THR turun adalah salah satu langkah utama. Adanya perencanaan, membuat kita sebagai penerima THR dapat memilih dan memilah kebutuhan apa saja yang harus kita penuhi selama akhir bulan Ramadan dan menjelang Idulfitri.

Kewajiban-kewajiban kita, seperti cicilan, utang, dan lain sebagainya harus diutamakan. Zakat fitrah atau sedekah yang sangat penting untuk dianggarkan terlebih dahulu. Baru, kegiatan seremonial seperti membeli baju lebaran atau kue lebaran bisa masuk ke dalam anggaran.

Untuk kegiatan seremonial tersebut, ada kalanya mulai memberi persentase yang cukup dan masuk akal dengan nominal uang THR kita. Jika hal ini tidak dibiasakan, maka yang biasanya terjadi adalah pembiaran terhadap keluarnya dana THR dengan cukup cepat.

Pun, mendekati hari lebaran, fatamorgana berupa diskon yang sebenarnya hanya kesemuan duniawi sangat masif digembar-gemborkan. Walau diskon tersebut terdengar masuk akal dan manusiawi, nyatanya bisa membuat dana THR yang kita miliki ambruk. Bahkan bisa membuat dana lain ikut terserap. Kalau begini, tidak menyesal bakal rugi bandar?

Maka, kembali lagi ke pokok utama, membuat perencanaan uang THR sangat penting. Semisal, bolehlah sekitar 40% digunakan untuk kegiatan seremonial lebaran. Membeli baju baru atau kue serta mudik dan jalan-jalan. Sebanyak 20% digunakan untuk zakat, sedekah, dan memberi angpau alias galak gampil kepada keponakan. Sebanyak 20% untuk cicilan datau hutang jikalau ada, dan sisanya untuk ditabung atau investasi.

Mengapa menabung uang THR sangat penting?

Alasannya kembali kepada status dari uang ini yang termasuk uang langka. Jika hewan dan tumbuhan langka perlu untuk dilindungi, maka uang THR pun serupa. Ia sangat berharga dan belum tentu pula pada tahun mendatang kita mendapat uang THR lagi.

Kejadian ini pernah terjadi pada saya sendiri. Sebelum resign, saya cukup bahagia mendapat uang THR dari tempat bekerja. Sayangnya, uang itu menguap begitu saja. Alasannya, THR yang diberikan dalam bentuk uang tunai dalam amplop yang sangat mudah untuk diedarkan sesuai keinginan. Maka, ketika sudah tidak lagi bekerja di sebuah instansi, saya cukup kelimpungan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun