Minimnya suara parpol selain PDIP, PKS, dan PSI dalam dapil luar negeri sebenarnya cukup menarik untuk dicermati. Bisa jadi, pemilih luar negeri yang kebanyakan telah melek informasi dengan cukup tinggi lebih banyak menyaring berita dan melihat dengan detail sepak terjak parpol tersebut.Â
Atau mungkin, ada pola yang seragam antara pemillih capres dan parpol. Pemilih paslon 01 akan memilih PDIP atau PSI dan paslon 02 akan memilih PKS. Walau, dua calon presiden tersebut diusung dari beberapa parpol.
Yang jelas, persaingan antara parpol yang menguasai dapil luar negeri masih akan terjadi pada pemilu mendatang. Jika PSI gulung tikar, maka PDIP dan PKS yang akan berebut suara kembali seperti pileg 2014 lalu. Jika PSI masih eksis, maka ketiga partai ini akan terus bersaing berebut suara para diaspora yang jauh dari kampung halaman.
***
Sumber: