Penolakan juga datang dari keluarga besar. Saya sampai tidak lagi ikut serta dalam WAG keluarga lantaran ada caleg dari partai lain yang membagikan baju takwa dan baju muslimah.Â
Bagaimana saya bisa mengenalkan PSI? Mereka saja sudah semangat 45 berfoto bersama dari hasil "sumbangan" tersebut. Antara sedih dan gemas, saya hanya bisa keluar dari WAG. Ini pertama kali saya berseteru masalah politik. Sesuatu yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Dan.... PSI pun tidak lolos ke Senayan
Apa yang saya ramalkan benar-benar terjadi. PSI dan beberapa parpol lain tidak lolos ke senayan. Ambang batas 4% tidak mampu mereka lewati.Â
Harapan untuk bisa memantau kinerja anggota DPR yang selama ini digembar-gemborkan PSI tak bisa menjadi kenyataan. Kecewa, tentu.
Hasil exit poll yang keluar beberapa hari lalu memang menujukkan PSI banyak dipilih di luar negeri. Komentar akun IG PSI, Grace Natalie, Tsamara Amany, dan lain-lain yang banjir dukungan di menit-menit akhir juga tak lantas menjadi bukti nyata kemenangan PSI.Â
Gemuruh paling meriah di Stadion GBK saat Jokowi mengucapkan terima kasih untuk PSI pun tak lantas menjadi patokan 7 juta suara bisa diraih.
Walau gagal, saya sungguh salut dengan PSI. Beberapa saat setelah tahu partainya kalah, Ketum PSI Grace Natalie langsung mengucapkan permohonan maaf dan pengakuan kekalahan.Â
Ia juga tak menyalahkan siapapun atas kekalahan ini. Ia juga mengapresiasi kerja keras kader dan simpatisan PSI selama 4 tahun ini. Sesuatu yang bagi saya sudah cukup menggambarkan kemenangan demokrasi bersama PSI.
Di antara ketidaksepahaman saya dengan PSI, saya masih menganggap PSI adalah partai politik yang terbaik untuk saat ini. Apa yang saya yakini juga diamini dari para pemilih PSI lain.Â
Banjir komentar "bangga pilih PSI", "bangga jadi bagian 2%", atau "bangga dari 3 juta suara" langsung penuh di akun-akun pimpinan PSI. Rata-rata, gagasan berbeda yang ditawarkan PSI menjadi alasan dari kebanggaan pilihan itu.
PSI harus belajar banyak. Blunder yang dilakukan selama ini harus segera diakhiri. Fokus pembenahan internal, lebih sering turun ke lapangan, dan menyelesaikan masalah nyata yang dihadapi masyarakat adalah kunci meraih dukungan.Â