Mohon tunggu...
Ikrom Zain
Ikrom Zain Mohon Tunggu... Tutor - Content writer - Teacher

Hanya seorang pribadi yang suka menulis | Tulisan lain bisa dibaca di www.ikromzain.com

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Artikel Utama

Refleksi Masalah Kemacetan di Momen "Sweet Seventeen" Kota Batu

17 Oktober 2018   10:42 Diperbarui: 17 Oktober 2018   13:18 942
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wisata Paralayag Kota Batu. - Dokumen Pribadi

Jadi, saya harus mengantre selama hampir sejam untuk naik bianglala yang berputar dengan anggunnya di depan saya.

Kalau sedang tidak dalam menyenangkan hati seorang rekan yang kebetulan berkunjung ke kota dingin ini, saya pasti tak akan berkenan melakukannya. Antrean mengular para pengunjung alun-alun Kota Wisata Batu kala sabtu malam memang luar biasa. 

Bagai Menara Eiffel, berkunjung ke kota ini kurang mantap jika tak menaiki bianglala dengan tinggi sekitar 60 meter tersebut. Batu pun semakin sesak kala libur panjang menjelang.

Saya masih ingat sekitar 20 tahun lalu, kala duduk di bangku SD tak ada tempat yang menyenangkan di kota ini selain Selecta dan pemandian air panasnya, Songgoriti. Villa-villa memang mulai berjajar indah. Namun, kala itu Batu masih berstatus Kota Administratif. Menurut penuturan guru saya, status ini cukup nanggung. Dibilang kecamatan juga terlalu besar. Dibilang kota mandiri juga belum layak.

Berapa waktu berselang, Batu pun nekat menjadi sebuah kota mandiri yang lepas dari Malang. Tentu, kenekatan ini disertai analisis dari pemangku kepentinga dan para ahli di bidangnya. Saya masih ingat di tahun 2001, semarak pembentukan kota ini pun sangat tampak. Lomba desain logo kota yang memuat kearifan lokal daerah ini pun digelar. 

Bayangan akan wajah baru sebagai kota otonom yang semakin maju segera tampak. Batu pun akhirya "merdeka" dari Malang. Beberapa rekan dari Batu dengan bangga menyebut "Batu ya Batu, Malang ya Malang" untuk memisahkan terminologi Batu, Malang yang kerap tersemat.

Dengan wajah baru tersebut, pembangunan tempat wisata semakin marak. Jatim Park 1 adalah salah satu tempat wisata yang saya ingat menjadi pelopor dalam pembangunan aneka tempat wisata baru dengan konsep theme park. Selanjutya, tempat wisata baru dengan konsep yang serupa pun bermunculan.

Pengembangan tempat wisata denga fasilitas lengkap terus dilakukan. Persepsi dan harapan konsumen wisata semakin menjadi prioritas dalam pengembangan usaha tersebut. Salah satu cotohnya adalah masalah kebersihan. 

Tempat-tempat wisata seperti Jatim Park sangat mengutamakan hal ini. Pengunjung tak diperbolehkan untuk membawa makanan dari luar. 

Dilengkapi fasilitas yang lengkap, tempat wisata ini menjadi tujuan utama meski banyak dibangun tempat wisata baru yang menarik. Perlahan tapi pasti, Batu menjadi kota yang menjelma menyediakan tempat wisata dengan standar tinggi.

Eco Green Park Kota Batu yang banyak diminati wisatawan. - Dokumen Pribadi
Eco Green Park Kota Batu yang banyak diminati wisatawan. - Dokumen Pribadi
Lonjakan wisatawan yang datang ke kota baru ini semakin signifikan tiap tahunnya. Hingga tahun 2017 kemarin, dari data yang dihimpun oleh Dinas Pariwisata Kota Batu, kunjungan wisatawan ke kota ini mencapai 4,7 juta orang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun