Mohon tunggu...
Iko Juhansyah
Iko Juhansyah Mohon Tunggu... Jurnalis - "Karyakan Suaranya, Suarakan Karyanya"

Suarakan Karyanya, Karyakan Suaranya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Makna di Balik Salam Penutup Warga NU

17 Maret 2021   01:56 Diperbarui: 17 Maret 2021   02:08 657
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

 Warga NU mungkin sudah tak asing lagi mendengar kalimat _Wallah al-Muwaffiq Ila Aqwam Ath-Thariq_ ( ). Sebagai sebuah ciri khas yang selalu dipertahankan, kalimat tersebut tak hanya ditemukan di baris penutup surat-menyurat saja, pun dalam beberapa kegiatan formal maupun informal di kalangan warga NU,  kalimat tersebut selalu ada sebagai penutup salam dan jargon yang terus digaungkan.  Jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, kalimat _Wallah al-Muwaffiq Ila Aqwam Ath-Thariq_ ( ), berarti, "Allah-lah yang maha menunjuki ke jalan yang lurus".
.
Namun, walaupun seringkali ditemukan, diucapkan, dan didengarkan, sampai sekarang tak banyak yang tahu siapa sebenarnya sosok yang telah memprakarsai lahirnya kalimat tersebut. Kalimat _Wallah al-Muwaffiq Ila Aqwam Ath-Thariq_  ( ) pertama kali dicetuskan oleh KH. Ahmad Abd al-Hamd Wahb, seorang ulama kharismatik dari Kendal, Jawa Tengah. Beliau dilahirkan di Kota Kendal pada tahun 1915 M dan wafat pada 14 Februari 1998 bertepatan dengan 16 Syawal 1418 H.
.
Sepanjang karirnya, beliau pernah menduduki beberapa posisi penting di Nahdhatul Ulama (NU). Diantaranya adalah _Rais Syuriyah_ PCNU Kota Kendal, Wakil _Rais Syuriyah_ PWNU Provinsi Jawa Tengah, _Rais Syuriyah_ PWNU Provinsi Jawa Tengah, dan terakhir sebagai _Mustasyar_ PBNU.
.
Sebelum mencetuskan dan memperkenalkan kalimat _Wallah al-Muwaffiq Ila Aqwam Ath-Thariq_ ( ), KH. Ahmad Abd al-Hamd Wahb telah terlebih dahulu menciptakan kalimat _Billah Taufiq Wa al-Hidayah_ ( ). Tetapi karena selanjutnya kalimat tersebut banyak digunakan oleh hampir seluruh kalangan umat Islam (terutama di Indonesia), maka dirasa hilanglah ciri khas ke-NU-an nya. Untuk itu, diciptakanlah istilah baru, yaitu _Wallah al-Muwaffiq Ila Aqwam Ath-Thariq_ ( ) yang dirasakan cukup sulit ditirukan oleh orang non-NU sebagaimana yang pernah diceritakan KH.Abdurrahman Wahid (Gus Dur)  saat acara peringatan hari lahir (Harlah) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) ke-46 .
.
Selain sebagai ulama, pemikir, dan tokoh tersohor di-NU, KH. Ahmad Abd al-Hamd Wahb juga merupakan seseorang yang produktif. Hal ini terbukti bahwa sejak tahun 1930-an, beliau telah terlibat dalam penulisan dan penerbitan majalah Berita NO _(Nahdlatoel Oelama)_.  Bahkan dalam sebuah tulisan, disebutkan bahwa KH. Ahmad Abd al-Hamd Wahb sebagai sosok yang begitu rapi dalam menyimpan dokumen-dokumen penting NU, salah satunya adalah dokumen-dokumen Buletin LINO _(Lailatul Ijtima' Nahdatoel Oelama)_.
.
KH. Ahmad Abd al-Hamd Wahb juga pernah menulis dan menerjemahkan lebih dari 20 kitab yang meliputi bidang akidah, sejarah Islam, syari'ah, ke-NU-an maupun tuntunan dakwah Islam  Kitab-kitab tersebut ditulis dan diterjemahkan dari bahasa Arab ke dalam bahasa Jawa dengan huruf Arab Pegon.
Salah satu karyanya yang cukup fenomenal adalah terjemahan Kitab _Qanun Asasi Hadlratus Syeikh Hasyim Asy'ari_ . Karya tersebut diberi judul _Ihya' Amalil Fudlala' Fi Tarjamati Muqaddimatil Qanunil Asasi li-Jam'iyati Nahdlatil Ulama_.
.
.
------------
-Penulis: JoDy-
------------

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun