Selama ini PAD dari sektor parkir di Karimun hanya sekitar Rp300--400 juta per tahun, angka yang sangat kecil jika dibandingkan potensi lapangan yang ada. Dengan teknologi dan pengawasan ketat, target baru PAD bisa menyentuh angka Rp1 miliar lebih per tahun.
"Ini bukan mimpi, ini target logis yang didukung sistem. Dan kami siap investasi hingga Rp2,2 miliar untuk mewujudkannya tanpa menggunakan dana APBD sedikit pun," jelas tim teknis MSM.
Kembali ke Akar: Putra Karimun untuk Karimun
Yoel Yusnarto bukan orang luar. Ia lahir dan besar di Karimun, menempuh pendidikan dari SDN 050 yang saat ini menjadi SDN 009 Buru , SMPN 1 Buru, hingga SMAN 2 Karimun, sebelum merantau dan mendirikan perusahaan teknologi parkir di Bandung sejak 2013. Kini, ia kembali bukan sebagai pengusaha biasa, tapi sebagai putra daerah yang ingin meninggalkan jejak kebaikan di tanah kelahirannya.
OPINI PUBLIK: PILIHAN BERANI, LANGKAH CERDAS
Banyak pihak memuji langkah berani Bupati Iskandarsyah yang menggandeng pihak swasta profesional ketimbang sekadar meneruskan sistem lama yang sarat kebocoran. Bahkan, sejumlah tokoh masyarakat dan DPRD mengakui perlunya transformasi sektor parkir agar PAD bisa menjadi tulang punggung ekonomi daerah.
Penutup: Transparan, Terbuka, dan Untuk Semua
Dengan sistem baru yang bisa diaudit, dilihat, dan dilacak langsung, PT MSM Tiga Matra Satria membuka jalan bagi masa depan pengelolaan parkir yang lebih adil, modern, dan berpihak pada daerah.
"Saatnya Karimun bangkit, dimulai dari hal yang sederhana namun berdampak besar: parkir."
Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI