Mohon tunggu...
Ikhwanul Farissa
Ikhwanul Farissa Mohon Tunggu... Ilmuwan - Officer, Blogger, Conten Creator, Penulis, IT & Data Scientist & Analis, Model Fashion.

"*Dengan Membaca Kamu Mengenal Dunia, Dengan Menulis Kamu Dikenal Dunia"*

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Ibu Penjual Koran yang Melindungi Masa Depan Anak

17 Oktober 2016   22:38 Diperbarui: 1 Desember 2022   00:21 348
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ibu Aisyah saat melakukan pekerjaannya sebagai loper atau penjual koran, di Simpang Surabaya Banda Aceh. (Foto dok pri.)

Berbicara tentang kasih dan perjuangan seorang ibu, rasanya tidak akan ada manusia yang bisa menandingi. Bahkan mungkin pasangan hidup kita sekali pun. Mengingatkan kita akan sebuah lirik lagu yang diciptakan oleh SM Muchtar berjudul Kasih ibu,

“Kasih ibu kepada beta, tak terhingga sepanjang masa. Hanya memberi, tak harap kembali, Bagai sang surya, menyinari dunia”

Kasih dan perjuangan ini juga terlihat pada sesosok perempuan yang saya temui di sebuah persimpangan jalan lampu merah di kota Banda Aceh. Dialah Aisyah , perempuan berusia 45 tahun yang berprofesi sebagai penjual Koran. Dengan profesinya ini, ternyata ia mampu melindungi masa depan anak-anaknya yang berjumlah enam orang anak, empat laki-laki dan dua perempuan.

Sambil memegangi tumpukan koran, ibu Aisyah tampak tersenyum ketika saya menemuinya. Sama seperti senyumnya ketika ia menyodorkan koran yang ia jual kepada para pengemudi kendaraan yang berhenti ketika lampu merah jalan menyala.

Setelah mengetahui maksud kedatangan saya, cerita demi cerita pun teruntai dari mulutnya. Ia bercerita lepas, seakan-akan ia telah lama mengenal lawan bicara-nya. Tampak tak ada beban di wajahnya.

Ibu Aisyah berasal dari kota Lhokseumawe Aceh Utara. Sudah dua tahun ia menetap di Banda Aceh, di kawasan Jambotape. Setiap hari kecuali hari libur ia berjualan Koran di Simpang Surabaya Banda Aceh, satu kilometer dari tempatnya menetap, dari pukul 06.00  pagi sampai pukul 12.00 siang.

Aisyah mengaku merasa senang dan tak ada beban melakukan pekerjaan yang notabene banyak dilakukan oleh kaum adam. Ia mengaku telah menggeluti pekerjaan sebagai penjual atau loper koran selama satu setengah tahun, tanpa merasa risih dan malu. Ia tetap percaya diri dan semangat melakukan pekerjaannya.

Dalam sehari, Aisyah mengambil 100 ekslempar koran. Jika habis ia akan mengambil lagi. Kadang-kadang korannya laris, namun kadang-kadang juga tidak. Namun ia tetap semangat.

“Kenapa ibu begitu bersemangat melakukan pekerjaan ini?” tanyaku

“Ini saya lakukan agar anak-anak saya bisa sekolah,” jawabnya.

Jawaban diplomatis dari ibu Aisyah ini menunjukkan bahwa pendidikan begitu penting bagi anak-anaknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun