Mohon tunggu...
Ikhwanul Farissa
Ikhwanul Farissa Mohon Tunggu... Ilmuwan - Officer, Blogger, Conten Creator, Penulis, IT & Data Scientist & Analis, Model Fashion.

"*Indahnya Rembulan, Teriknya Matahari"*

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Mengolah Sampah Makanan Menjadi Sumber Daya Bernilai

25 Mei 2021   21:14 Diperbarui: 25 Mei 2021   21:31 645
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mengolah Sampah Makanan Menjadi Sumber Daya Bernilai (foto dokumentasi pribadi).

Foto dukumentasi pribadi
Foto dukumentasi pribadi
Campuran sampah makanan/ buah seperti pisang, nanas, tape, gula merah dan air bersih/air cucian beras untuk dijadikan kompos (foto dok pri).
Campuran sampah makanan/ buah seperti pisang, nanas, tape, gula merah dan air bersih/air cucian beras untuk dijadikan kompos (foto dok pri).
2. Bahan-bahan lalu dicampur dan diaduk merata dengan serbuk gergaji atau sekam dengan perbandingan 2;1 (dua bagian bahan kompos, dan satu bagian serbuk gergaji/sekam).  
Foto dukumentasi pribadi
Foto dukumentasi pribadi
3. Bahan yang sudah dicampur dan diaduk diberi cairan Effective Mikroorganism (EM) (3 sendok makan untuk tiap 5 Kg) yang dapat dibeli di toko kimia atau toko pertanian dan 2 sendok makan gula merah, lalu diberi air secukupnya. Akan lebih baik memang jika digunakan air cucian beras. Gula merah dan air cucian beras akan menjadi nutrisi bagi mikroorganisme.

Campuran bahan kompos diberi larutan EM4 yang sudah dimasukkan ke dalam Ceret/teko penyiram bunga dan disempotkan sedikit demi sedikit sampai rata dan kelembaban yang cukup (jangan terlalu kering atau terlalu basah) (Foto dok pri).
Campuran bahan kompos diberi larutan EM4 yang sudah dimasukkan ke dalam Ceret/teko penyiram bunga dan disempotkan sedikit demi sedikit sampai rata dan kelembaban yang cukup (jangan terlalu kering atau terlalu basah) (Foto dok pri).
EM 4 merupakan bioaktivator atau starter kompos yang mengandung mikroorganisme decomposer yang terdiri dari bakteri pengurai, cendawan, mikroba pengurai lainnya seperti Bakteri fotosintetik, Lactobacillus sp, Streptomycetes sp, Ragi (yeast) dan Actinomycetes serta bahan-bahan lain (lihat komposisi) yang telah diisolasi yang digunakan untuk mempercepat proses dekomposisi bahan organik.

Foto dukumentasi pribadi
Foto dukumentasi pribadi
Penggunaan starter ini dapat mempercepat proses pengomposan dari  4 -- 6 bulan menjadi   3 -- 4 minggu.

4. Masukkan bahan ke dalam komposter (misal komposter gentong) dan tutup rapat. Dengan komposter gentong yang alas dan dindingnya dilubangi dan diisi kerikil dan sekam, merupakan cara sederhana karena seluruh sampah organik dapat dimasukkan dalam gentong.

Komposter Gentong (foto dok pri).
Komposter Gentong (foto dok pri).
Komposter Gentong (foto dok pri).
Komposter Gentong (foto dok pri).
Bila tidak ada komposter gentong boleh juga gunakan keranjang cucian yang bagian bawahnya dilubangi beberapa buah, diberi alas bantalan yang dibuat dari jaring plastik dan diisi sabut kelapa atau sekam yang berfungsi menampung air yang mungkin keluar dari kompos (air lindi) sehingga bisa menyerap bau. 

Bantal sekam juga berfungsi sebagai alat kontrol udara agar bakteri berkembang dengan baik dan mencegah timbulnya belatung dalam keranjang karena tidak memungkinkan untuk perkembangbiakan serangga. Kemudian di bagian tepi keranjang diberi kardus untuk menyerap air, mempertahankan kehangatan sekaligus perangkap starter/aktivator kompos. 

Keranjang cucian untuk pembuatan kompos (foto dk pri).
Keranjang cucian untuk pembuatan kompos (foto dk pri).
 Jika tidak memiliki komposter, dapat dibuat lubang tanah atau wadah khusus lainnya yang ada penutupnya.

Simpan komposter di tempat teduh. Pertahankan suhu dan kelembaban dalam komposter 60-70 C dengan cara mengaduk isinya sekali sehari dan diperciki air, lalu tutup kembali. Jika perlu setiap hari ditambahkan sampah makanan yang baru dan diaduk merata sambil diperciki air.

5. Dalam 2 minggu hingga 1 bulan adonan telah selesai terfermentasi menjadi kompos yang bagus dan matang (ditandai perubahan warna menjadi kehitaman seperti pada foto di bawah).

Foto dukumentasi pribadi
Foto dukumentasi pribadi
6. Kompos yang sudah jadi diangin-anginkan terlebih dahulu sebelum dipakai hingga suhunya turun menjadi 30 C .  Air yang mungkin keluar dari kompos (air lindi) dapat ditampung dan dimanfaatkan sebagai pupuk cair atau digunakan kembali untuk membantu pengomposan. Lalu sisakan juga kompos setebal 2 cm yang akan berfungsi sebagai starter atau aktivator untuk mempercepat pengomposan selanjutnya.

Jika perlu kompos diayak, baru kemudian siap dipakai atau dipasarkan.

Komposnya dapat digunakan untuk memupuk berbagai tanaman di halaman. Hasilnya biasanya tanaman tumbuh subur dan lingkungan menjadi lebih asri. Bunga-bunga bermekaran, mengundang kupu-kupu beterbangan yang membuat pemandangan lebih indah. Udara menjadi lebih segar karena oksigen yang dihasilkan oleh pohon-pohonan pelindung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun