Dakwah sering dipahami hanya sebatas kegiatan menyampaikan ajaran Islam di atas mimbar atau dalam forum pengajian. Padahal, makna dakwah jauh lebih luas. Dakwah tidak hanya bertujuan memperbaiki hubungan manusia dengan Tuhannya, tetapi juga membentuk masyarakat yang beradab, berilmu, dan berkeadilan. Dalam konteks ini, dakwah memiliki peran strategis dalam pengembangan masyarakat secara menyeluruh---baik dari aspek spiritual, sosial, maupun ekonomi.
1. Dakwah sebagai Instrumen Transformasi Sosial
Dakwah berfungsi sebagai motor perubahan sosial dengan menanamkan nilai-nilai Islam yang mendorong masyarakat menuju tatanan yang lebih baik. Melalui pendekatan yang inklusif dan humanis, dakwah bisa menumbuhkan kesadaran kolektif tentang pentingnya persaudaraan, keadilan sosial, dan tanggung jawab bersama dalam membangun lingkungan.
Contohnya, dakwah yang mengajarkan pentingnya kejujuran, amanah, dan kepedulian sosial akan mendorong masyarakat untuk aktif dalam kegiatan sosial seperti gotong royong, pemberdayaan ekonomi, dan pendidikan.
2. Pemberdayaan Ekonomi Umat melalui Dakwah
Dakwah tidak hanya bicara soal akhlak dan ibadah, tapi juga berkaitan dengan aspek ekonomi. Pendakwah dapat berperan sebagai agen perubahan dengan mendorong lahirnya komunitas ekonomi syariah, koperasi umat, dan pelatihan kewirausahaan berbasis Islam. Dakwah yang menyentuh sektor ekonomi akan sangat relevan, terutama di daerah-daerah yang masih menghadapi persoalan kemiskinan dan pengangguran.
3. Pendidikan dan Literasi sebagai Bagian dari Dakwah
Dakwah sejatinya juga mengedukasi masyarakat. Para dai bisa mengembangkan dakwah berbasis pendidikan dengan membuka kelas literasi Al-Qur'an, pelatihan keterampilan hidup, dan pembinaan karakter anak muda. Dengan demikian, dakwah menjadi salah satu bentuk kontribusi nyata dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM).
4. Dakwah dan Penguatan Ketahanan Keluarga
Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat yang memiliki peran vital. Dakwah yang menyasar keluarga---misalnya tentang pentingnya komunikasi suami istri, pendidikan anak, dan pengelolaan keuangan rumah tangga---akan membantu menciptakan masyarakat yang harmonis dan tangguh secara moral.
5. Dakwah Kolaboratif dan Partisipatif
Untuk menciptakan dampak yang lebih besar, dakwah perlu dilakukan secara kolaboratif dengan berbagai elemen---baik pemerintah, lembaga pendidikan, organisasi kemasyarakatan, maupun komunitas digital. Pendekatan dakwah yang partisipatif juga akan membuat masyarakat merasa dilibatkan dan memiliki, sehingga perubahan sosial dapat terjadi secara berkelanjutan.
Penutup
Dakwah tidak boleh dipandang sebagai aktivitas eksklusif milik para ustaz semata, tetapi harus menjadi gerakan sosial yang merangkul seluruh lapisan masyarakat. Dengan memahami dakwah sebagai bagian dari upaya pembangunan masyarakat, kita tidak hanya menyebarkan ajaran agama, tetapi juga mewujudkan cita-cita Islam sebagai rahmat bagi seluruh alam.
Referensi
Haryono, A. (2018). Dakwah dan Pembangunan Masyarakat. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Muchtiar, A. (2020). "Peran Strategis Dakwah dalam Pemberdayaan Ekonomi Umat". Jurnal Ilmu Dakwah, 14(2), 150--165.Â
