Mohon tunggu...
Ikhsan Madjido
Ikhsan Madjido Mohon Tunggu... Menulis, traveling, fotografi

Mengabadikan momen dengan kalimat, dan merangkai emosi dalam paragraf

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Sri Mulyani, Defisit APBN dan Interstellar

14 Maret 2025   17:44 Diperbarui: 15 Maret 2025   07:10 449
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menteri Keuangan Kabinet Merah Putih dalam kostum astronot (tangkapan layar Instagram Sri Mulyani @smindrawati)

Jika ada satu hal yang bisa kita pelajari dari film, itu adalah bahwa menjelajahi ketidakpastian membutuhkan keberanian, kecerdasan, dan sedikit sentuhan kegilaan.

Nah, tampaknya Sri Mulyani Indrawati, Menteri Keuangan kita yang tangguh, sedang berada di tengah petualangan serupa. Bedanya, alih-alih melintasi lubang cacing di dekat Saturnus, ia sedang mengarungi lautan defisit APBN dan gejolak ekonomi global.

Dan ya, seperti Cooper dalam film itu, ia punya misi besar: membawa Indonesia selamat dari badai ekonomi yang kian tak terduga. 

Pada Kamis (13/03), Sri Mulyani mengumumkan bahwa APBN hingga Februari 2025 mengalami defisit sebesar Rp31,2 triliun, atau sekitar 0,13% dari PDB. Angka ini mungkin terdengar kecil, tapi bagi para ekonom, ini seperti melihat awan hitam di cakrawala.

Sebab, ini adalah pertama kalinya dalam beberapa tahun APBN kita defisit di bulan Februari. Biasanya, Februari adalah bulan di mana APBN masih tersenyum manis dengan surplus. Tapi kali lain, ceritanya berbeda. 

Muhammad Andri Perdana, ekonom dari Bright Institute, menyebut defisit ini sebagai "tanda kekhawatiran". Ia memprediksi, jika program-program populis seperti Makan Bergizi Gratis (MBG) terus berlanjut, defisit APBN bisa menyentuh batas maksimal 3% dari PDB---batas yang diatur dalam UU Keuangan Negara. Dan kecuali kita sedang menghadapi pandemi lagi (yang semoga tidak), melanggar batas itu bukanlah pilihan yang bijak. 

Tapi, mari kita jujur. Sri Mulyani bukanlah sosok yang mudah gentar. Seperti Cooper dalam Interstellar (2014), sebuah film fiksi ilmiah karya sutradara Christopher Nolan, ia adalah seorang navigator ulung. Di tengah eskalasi perang dagang, inflasi global, dan ketegangan geopolitik, ia tetap memastikan ekonomi Indonesia tumbuh di atas 5%, inflasi rendah, dan neraca pembayaran surplus.

Bahkan, neraca perdagangan kita pada Januari 2025 naik 78% dibanding tahun sebelumnya. Ini bukan prestasi kecil. Ini adalah hasil dari kerja keras, strategi cerdas, dan mungkin sedikit doa. 

Lalu, mengapa menjadi simbol dalam narasi ini? Mungkin karena film itu yang mengisahkan perjalanan sekelompok astronot dalam mencari planet baru yang layak huni bagi umat manusia. menggambarkan perjuangan manusia melawan ketidakpastian.

Di dunia yang penuh dengan lubang cacing kebijakan dan gravitasi resesi, Sri Mulyani berdiri tegak seperti seorang astronot yang siap menghadapi tantangan. Di Instagram-nya, ia bahkan menulis tentang "The New Economic Order", di mana unilateralisme menggantikan multilateralisme, dan setiap negara harus bekerja keras melindungi kepentingannya sendiri. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun