Mohon tunggu...
ikhsan bang haji
ikhsan bang haji Mohon Tunggu... Lainnya - adalah seorang pegawai desa di Desa Wanayasa

Menyukai menulis dan concern terhadap pemerintahan desa dan gerakan belanja di warung tetangga

Selanjutnya

Tutup

Politik

DKM (Dedi-Kamil-Mizwar)

4 Oktober 2017   00:39 Diperbarui: 4 Oktober 2017   00:58 524
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sebelum membaca tulisan ini mari kita membaca Basmalah, lalu sejenak lupakan selera, sreg -- tak sreg dan mari mencoba sekuat tenaga untuk menjaga objektifitas dalam berpikir. Emosi simpan dulu lemari es biar dingin. Terus jangan lupa, semua ini hanya opini, sebuah coretan seorang pegawai Desa yang empat bulan belum terima honor. Jadi tak mesti disepakati juga tak perlu didebat.

Eh kalau mau medebat silakan, tapi ga akan saya layani. Karena saya hanya melayani warga yang mau bikin KTP, KK dan Akta kelahiran.

Tak dipungkiri dan mari sama-sama akui keberhasilan 3 nama besar dalam bursa pencalonan Gubernur jabar semasa menjabat pada jabatannya masing-masing. Ridwan Kami, ya sangat terlihat membawa kota Bandung menjadi lebih baik, baik hal tata kota, kebijakan-kebijakan berskala lokal dan terobosan-terobosannya. 

Persoalan kebijakan tersebut dapat berlangsung secara kontinue atau tidaknya kita kesampingkan dulu. Salah satu resepnya adalah kesesuaian kebijakan dengan kultur kota Bandung, program-program Ridwan Kamil pas banget dengan typikal Bandung yang nota bene dikategorikan sebagai Kota Besar, Urban dengan tingkat homogenitas masyarakatnya yang tinggi. Dengan kata lain, Ridwan Kamil membawa kota Bandung selaras dengan typikal Kota Bandung dan segala macam aspeknya. Secara objektif kepemimpinan Beliau, OK dan saya pikir beliau berhasil mejadi seorang Kepala Daerah. 

Pun demikian dengan Bupati Purwakarta, Kang Dedi Mulyadi. Purwakarta yang beberapa tahun silam bahkan terlupakan dan mungkin Kabupaten yang paling jarang disebut media sehingga keterkenalan Kabupaten ini sangat rendah. Kini tak dapat dipungkiri pula, Purwakarta kota kecil dengan APBD kecil mampu memperlihatkan pesonanya. Demikian juga dengan terobosan Bupati Purwakarta melalui program-programnya saya pikir selaras pulalah dengan tabe'at Warga Purwakarta. Beas Perelek, Spirit menjaga alam, 7 poe pendidikan berkarakter serta beberapa kebijakan lain yang tentunya hasil dari kajian sosiokultur yang dipadu dengan sisi filosofisnya. 

Beberapa tempat rekreasi mampu menjadi daya tarik bagi para wisatawan yang tentunya berimbas pada naiknya uang yang berputar di Kabupaten kecil ini. Sedikit catatan, pengembangan sektor pariwisata di Purwakarta telah mengilhami beberapa kelompok masyarakat di Pedesaan untuk ikut mengembangkan wisata lokal yang ada di Desanya masing-masing. Dedi Mulyadi saya fikor juga berhasil menjadi Bupati Purwakarta selama dua periode ini.

Dedi Mizwar, secara jujur dan tanpa berniat mendiskreditkan, meskipun tidak terlalu signifikan dalam "Mengintervensi" kebijakan Provinsi, namun semasa jabatannya sebagai Wakil Gubernur beliau tak terdengar "melenceng". Beliau Lurus-lurus saja dan neko-neko. Minimal itulah kelebihan Dedi Mizwar.

Lalu kelemahan dari ketiganya apa?

Enggak, saya sama sekali tak tertarik membahasnya. Jangankan kelemahannya, bahkan mengenai pengalaman berkiprah baik di bidang pemerintahan maupun karir politiknya pun saya enggak mau bahas, itu tentu saja tidak objektif karena salah seorang di antara mereka ada sudah belasan tahun mengenyam dunia pemerintahan dan dunia Politik.

Di mata saya ketiganya adalah pejabat yang berhasil dalam mengembang amanat dan jabatannya.

Hari ini ketiganya disebut-sebut sebagai para kandidat terkuat di bursa pemilihan Gubernur Jawa Barat mendatang. Melihat keberhasilan, prestasi dan kualitas di antara ketiganya, sangat layak jika kita sedikit bingung menentukan. Sekali lagi mari sejenak lupakan aspek-aspek Subjektifitas, tak ada ruang di sini untuk menilai ketiganya secara "Subjektif".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun