Mohon tunggu...
Ikhsan Bawa
Ikhsan Bawa Mohon Tunggu... -

Seorang karyawan Toko Buku\r\nFollow Twitt: @Ikhsan_Bawa

Selanjutnya

Tutup

Politik

Janji oh Janji

24 April 2015   12:42 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:43 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Oleh: Ikhsan Bawa AM

Janji oh janji...

Aku mendengar suaramu waktu itu

Kau berteriak lantang

Kau menjerit

Menyeruakan seru— tapi terlihat semu

Janji oh janji...

Kau berkata yakin

Kau berkata Demi Tuhan

Kau berjanji dalam mimbar suci

Kau bersorak dalam kebisingan sunyi

Janji oh janji...

Kau seperti  burung nuri

Kau seperti burung merpati

Kau seperti burung cendrawasi

Banyak dikagumi

Banyak dinanti

Dan banyak menginspirasi

Janji oh janji...

Rayuanmu menyeruak hati

Bisikanmu menyejukan nurani

Suaramu menghibur keadaan sepi

Tapi oh tapi, kau laiknya setan yang menjebak

Kau laiknya penipu

Kau laiknya kuntilanak yang menjerit di malam hari

Janji oh janji...

Aku tidak muak denganmu

Aku tidak apatis atas perlakuanmu

Aku tidak ilfeel bujuk rayumu

Aku menyadari—karena kau ingin menguasi

Menguasi negeri

Menguasi institusi

Menguasi instansi

Menguasi jagat Indonesia ini

Janji oh janji...

Untung saja, kau datang lima tahun sekali

dan tidak setiap hari

Begitu muaknya aku

Begitu bosannya aku

Begitu galaunya

Begitu rusaknya aku

Jika kau datang setiap hari

Janji oh janji...

Kau keluar dari mulut mereka

Pemimpi pembangun bangsa, katanya

Pemimpi pembangun cinta, katanya

Pemimpi pembangun sejahtera, katanya

Janji oh janji...

Sayang sekali,

Kau tidak datang dari ketulusan

Kau tidak datang dari gunung kemuliaan

Kau tidak datang dari gurun kebaikan

Kau datang dari mulut kemunafikan

Janji oh janji...

Kau laiknya harimau—mengaung di pagi hari

Setelah itu menerkam mangsa menjadi mati

Janji oh janji...

Satu tujuanmu, kekuasaan!

Kekuasaan meraih keberuntungan

Kekuasaan meraih penghasilan

Kekuasaan meraih ketidakadilan

Janji oh janji...

Kau menyerukan kebaikan

Kau menyerukan kebenaran

Tapi tingkah mulutmu seperti anjing kehausan

Kau berkata anti korupsi

Tapi kau malah menikmati hasil grartifikasi

Kau berkata anti kolusi

Tapi kau malah memanipulasi

Kau berkata anti nepotisme

Tapi kau malah memonopoli

Kau berkata keadilan

Tapi kau malah berlaku kerdil

Kau berkata kesejahteraan

Tapi kau malah kesetanan

Kau berkata kemakmuran

Tapi kau malah memakmurkan dirimu sendiri

Janji oh janji...

Kau bagaikan surga berwajah neraka

Kau bagaikan suka berwajah nestapa

Kau bagaikan bahagia berwajah dahaga

Janji oh jani...

Kau presiden

Kau gubernur

Kau bupati

Kau walikota

Kau camat

Kau lurah

Kau DPR

Kau pejabat

Dan kau semua ilusi

Ilusi dalam imajinasi

Ilusi dalam korupsi

Ilusi dalam mimpi

Ilusi dalam catatan sejarah bangsa ini

Janji oh janji...

Kau tidak manusiawi

Kau tidak hewani

Kau tidak seperti apa yang kau caci

Kau tidak seperti apa yang kau ingini

Kau telah masuk dalam kubangan kosong yang tak berisi

Janji oh janji...

Aku menunggumu di pagi hari

Aku menunggumu di siang hari

Aku menunggumu di malam hari

Sampai-sampai aku tertidur

Dan kau berlum hadir dalam penantianku

Janji oh janji...

Aku kasihan pada kata-kata muliamu

Aku kasihan pada cita-cita kemerdekaanmu

Aku perihatin pada fatwa baikmu

Janji oh janji...

Kembalilah pada roh sucimu

Kembalilah pada jiwa bersihmu

Kembalilah pada nyawa indahmu

Kembalilah pada akal sehatmu

Kembalilah pada ucapan-ucapanmu

Kembalilah pada tindakan baikmu

Janji oh janji...

Aku menantimu dalam peraduan kesetiaanku

Aku menantimu dalam cakrawala anganku

Aku pun menulismu dalam catatan hitamku

Catatan tanpa pengampunan

Catatan tanpa alang-alang

Catatan polos dari seorang penanti

Catatan polos dari seorang pecinta—pecinta keagunganmu, ooohhh janji.

Janji oh jani...

Aku berdoa dalam kesadaranku

Aku berharap dalam kemanusiaanku

Agar kau hidup dalam Indonesiaku

Hidup dalam bangsaku

Hidup dalam negaraku

Hidup damai dalam konsistensimu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun