Mohon tunggu...
I Ketut Guna Artha
I Ketut Guna Artha Mohon Tunggu... Insinyur - Swasta

Orang biasa yang suka kemajuan

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Tarik-menarik Kepentingan Proyek Bandara Bali Utara

6 Januari 2021   09:25 Diperbarui: 6 Januari 2021   10:32 1109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Transportasi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Wirestock

Mengapa kita penting menyampaikan aspirasi atas rencana pembangunan Bandar Udara Bali Utara? Karena proyek ini sudah masuk Program Strategis Nasional (PSN) 2021 artinya segera akan direalisasikan. Berbeda halnya dengan proyek jalan kereta api, jalan tol Denpasar-Singaraja yang baru wacana dan konsep.

Saya berterima kasih kepada presiden Jokowi yang telah memberi perhatian terhadap Bali dimana proyek Bandara Bali Utara melalui Perpres tahun 2020 disisipkan agar masuk PSN 2021.

Memang sebelum penetapan lokasi tentu harus melalui kajian yang menyeluruh baik aspek teknis maupun non teknis.

Setiap pembangunan seharusnya berdampak untuk jangka panjang. Bukan lagi berorientasi sekedar ada proyek yang mengabaikan kepentingan stategis, ekonomi dan kesejahteraan berjangka panjang dan menyeluruh.

Strategi pembangunan yang dijalankan presiden Jokowi dalam kurun waktu 6 tahun ini sebagai upaya mendistribusikan pembangunan dengan konsep Indonesia sentris telah dibuktikan dengan capaian membangun tol trans Sumatera, jalan trans Kalimantan, trans Papua, bendungan/waduk yang tersebar di seluruh Indonesia, membangun bandar udara dan pelabuhan baru, membangun transportasi modern di Jakarta, membangun kawasan industri nikel di Sulawesi, kawasan industri manufaktur di Batang, Jawa Tengah yang didukung Pelabuhan Patimban (setara Tanjung Priok, Jakarta), di Subang dan Bandara Kertajati, Majalengka, Jawa Barat.

Bahkan keputusan luar biasa yang tinggal menunggu pengesahan DPRRI adalah RUU Ibukota Negara ke Kalimantan Timur dengan mengambil kembali aset negara dalam bentuk Hutan Tanaman Industri (HTI) yang dikuasai korporasi.

Apa yang telah diupayakan presiden tersebut tentu diproyeksikan jangka panjang untuk mengurangi kesenjangan ekonomi di seluruh wilayah NKRI.

Kembali menyoal pembangunan Bali bahwa untuk mendukung sektor pertanian/agrobisnis pemerintahan Jokowi melalui APBN sedang membangun Bendungan Belok Sidan, Badung dan Bendungan Tamblang, Buleleng. Keduanya bernilai 2 T (termasuk pembebasan lahan).

Kemudian di sektor pariwisata budaya telah dimulai pembangunan pelabuhan Nusa Penida-Sanur dan pembangunan pusat budaya dengan normalisasi Tukad Unda (bekas tambang batu, Gunaksa, Klungkung) serta yang sedang hangat adalah tarik menarik penentuan lokasi pembangunan Bandara Bali Utara, Buleleng.

Sebagai putra asli Buleleng, sudah pasti saya mendukung pembangunan Bandara Bali Utara dan infrastruktur pendukungnya. Namun saya akan kecewa jika penentuan lokasinya mengabaikan kajian teknis/non teknis, feasibility study, studi amdal termasuk konservasi alam, RTRW, zonasi wilayah Bali sebagai satu kesatuan pulau apalagi hanya untuk kepentingan keuntungan ekonomi sesaat "penguasa".

Untuk feasibility study dan amdal biarlah itu menjadi domain para ahli yang kompeten dan independen. Apalagi saya bukan ahli aerodinamika dan pesawat terbang, namun setidaknya saya belajar mata kuliah "Lapangan Terbang" 2 SKS.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun