Mohon tunggu...
I Ketut Guna Artha
I Ketut Guna Artha Mohon Tunggu... Insinyur - Swasta

Orang biasa yang suka kemajuan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Selamat Jalan Pahlawan Mitigasi Bencana

9 Juli 2019   20:16 Diperbarui: 9 Juli 2019   20:30 3
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Meninggalnya Kepala Pusat Data Informasi dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho saat menjalani pengobatan kanker paru-paru stadium 4B di Guangzhou, Tiongkok pada Minggu (7/7) pukul 02.20 waktu setempat atau 01.20 WIB membuat sejumlah orang merasa kehilangan. Salah satunya Ketum Barisan Penegak Trisakti Bela Bangsa (Banteng Indonesia) I Ketut Guna Artha.Sebab, Sutopo adalah orang yang terdepan dalam memberikan informasi terkait bencana di tanah air. Dia juga tidak sungkan mengisi sejumlah acara yang membahas tentang bencana, termasuk di kegiatan Kemah Pemuda Indonesia yang diselenggarakan Banteng Indonesia pada 24-26 November 2017 lalu di Waduk Sermo, Kulon Progo, Jogjakarta.

"Saya merasa kehilangan tokoh yang peduli atas pentingnya mitigasi bencana, karena mitigasi penting untuk meminimalisir dampak kerugian dan korban," ujar Guna Artha, Minggu (7/7). Menurut Guna Artha, pertemuan dengan Sutopo di acara Kemah Pemuda merupakan pertama kali.

Sebenarnya, Banteng Indonesia mengundang Kepala BNPB menjadi narasumber. Namun yang mewakili Sutopo, lantaran dia adalah Kapusdatinmas BNPB yang sangat menguasai terkait bencana. Guna Artha mengenang, sebelum presentasi beliau cukup lama diskusi menggali sejarah lahirnya Banteng Indonesia.

"Beliau ingin tahu, Banteng Indonesia ormas apa. Saya jelaskan, Banteng Indonesia lahir karena terinspirasi dari pemikiran-pemikiran Sukarno. Beliau pun, mengatakan sebagai pengagum Bung Karno. Ini terbukti dengan beliau memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada peserta terkait Banteng Indonesia," jelas Guna Artha.

Sebagai Ketum, Guna Artha diminta mengoreksi jawaban peserta benar atau tidak. "Bila jawaban benar, beliau spontan memberi hadiah uang tunai Rp. 100 ribu. Bukan hanya satu pertanyaan yang beliau berikan, tetapi lebih dari tiga. Begitulah beliau, melakukan ice breaking sebelum mempresentasikan materinya tentang bencana, mitigasi dan penanganannya," papar Guna Artha.

Guna Artha pun menilai, Sutopo adalah sosok yang totalitas bekerja. Apalagi jika dikaitkan dengan kebencanaan. Menurut mantan Sekjen DPN Peradah Indonesia ini, bila orang tidak punya dedikasi dalam melaksanakan tugas terkait dengan kebencanaan, maka masyarakat akan terlambat memperoleh info bencana.

"Dan Pak Topo sangat mendedikasikan diri serta bertanggungjawab terhadap pekerjaannya. Beliau juga memiliki humanisme yang tinggi, walau telah didiagnosa kena radang paru-paru. Dalam kondisi sakit, beliau terlihat tak menyerah pula," imbuh Guna Artha.

Sutopo sendiri merupakan anak dari pasangan Suharsono Harsosaputro dan Sri Roosmandari. Dia meninggalkan satu orang istri, Retno Utami Yulianingsih dan dua orang putra, Muhammad Ivanka Rizaldy Nugroho serta Muhammad Aufa Wikantyasa Nugroho. k22

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun