Mohon tunggu...
Ike Aprillina
Ike Aprillina Mohon Tunggu... Belajar Menulis #tulisanikemy

#tenangtapimenghantam

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mengapa Manusia Kadang Merindukan Orang yang Telah Tiada?

28 September 2025   20:39 Diperbarui: 28 September 2025   20:39 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kehilangan seseorang yang pernah menjadi bagian dari hidup adalah pengalaman universal yang dialami hampir setiap manusia. Rasa rindu pada mereka yang telah tiada seringkali muncul tiba-tiba---dalam senyap malam, di sela aktivitas harian, bahkan hanya karena bau parfum yang akrab. Pertanyaannya, mengapa kerinduan pada sosok yang sudah pergi begitu kuat mengikat hati manusia?

1. Ingatan yang Membekas

Otak manusia menyimpan memori emosional lebih lama daripada sekadar memori faktual. Saat kita bersama orang yang dicintai, otak melepaskan hormon kebahagiaan seperti dopamin dan oksitosin. Ketika orang itu tiada, memori yang pernah menghadirkan rasa bahagia tetap tersimpan. Setiap kali memori itu terpicu, kerinduan pun menyeruak.

2. Kehilangan yang Tak Tergantikan

Dalam perjalanan hidup, manusia bertemu banyak orang. Namun, tidak ada satu pun yang bisa benar-benar menggantikan posisi orang yang sudah pergi. Relasi yang terbentuk memiliki keunikan tersendiri---dari cara berbicara, tawa, hingga kebiasaan kecil. Itulah sebabnya, kehilangan selalu meninggalkan ruang kosong yang sulit diisi.

3. Rindu sebagai Bagian dari Proses Berduka

Psikologi menyebutkan bahwa rindu adalah bagian dari proses berduka. Merindukan orang yang sudah tiada menandakan bahwa kita sedang menata ulang makna kehadiran mereka dalam hidup kita. Rindu menjadi jembatan emosional antara masa lalu dan masa kini, sekaligus cara tubuh memberi sinyal bahwa kita pernah mencintai dengan sungguh-sungguh.

4. Kerinduan sebagai Bukti Cinta yang Abadi

Dalam perspektif humaniora, rindu bukan sekadar rasa kehilangan. Ia adalah tanda bahwa cinta melampaui ruang dan waktu. Orang yang kita cintai mungkin tidak lagi hadir secara fisik, tetapi jejak kasih sayang, nasihat, atau bahkan luka yang mereka tinggalkan tetap hidup dalam diri kita. Rindu menjadi cara hati menjaga agar ikatan itu tak lekang oleh kematian.

5. Dimensi Spiritual: Mengingat yang Maha Abadi

Bagi sebagian orang, merindukan yang tiada juga membuka ruang refleksi spiritual. Kehilangan sering membuat manusia merenung tentang kefanaan. Bahwa segala yang dicintai bisa pergi, namun kerinduan mendorong hati untuk berharap akan perjumpaan di kehidupan setelah mati. Dalam keyakinan banyak tradisi, kerinduan ini justru memperhalus jiwa dan menumbuhkan kesadaran tentang Sang Pencipta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun