Mohon tunggu...
Ika Septi
Ika Septi Mohon Tunggu... Lainnya - Lainnya

Penyuka musik, buku, kuliner, dan film.

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Menikmati "Crunchy"-nya Ikan Balita Goreng di Saung Awi

27 Desember 2014   20:10 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:21 664
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tempat makan dengan konsep lesehan, saung saungan dan kolam ikan rupanya sudah sangat jamak di temukan di daerah Bandung Selatan.  Dan salah satu tempat makan yang berkonsep demikian lah yang saya kunjungi kali ini, namanya Saung Awi, terletak di Jalan Raya Gandasari Soreang arah Banjaran masuk dari Warung Lobak.Sesuai dengan namanya, saung lesehan di tempat ini di dominasi oleh rangkaian awi alias bambu.

Saya berpendapat bahwa sebuah tempat makan itu akan ramai di kunjungi bilamemiliki dua hal yaitu rasa yang enak dan harga yang terjangkau.Nah, karena terlihat kurang ramai cenderung sepi, maka tempat makan yang satu ini tidak pernah saya lirik, sampai pada suatu hari seorang teman berceloteh tentang tempat makan itu, yang sedikitnya mulai menarik minat saya untuk mengunjungi dan mencicipi masakannnya.

Nah, pada suatu hari suami saya pulang dengan membawa beberapa bungkusan yang berisi ayam goreng dan baby fish goreng, lengkap dengan sambal dan lalapannya.Ternyata rasa penasarannya akan tempat makan itu telah merasukinya. Ia tidak makan di tempat, karena katanya kurang asik bila makan sendirian disana.Setelah kami cicipi, ternyata rasa masakan dan sambalnya lumayan enak, itu terbukti dengan suami saya yang tidak protes kanan kiri ketika memakannya secara ia adalah biang sambal tingkat dewa.

Kemarin ini, kami memutuskan untuk makan siang disana, disamping ingin mencicipi menu yang lainnya, kami pun ingin merasakan suasana tempat makan yang lahan parkirnya tidak terlalu luas itu.

Memasuki gerbang yang bertuliskan Saung Awi, kami langsung di suguhi dengan pohon mangga gedong yang sedang berbuah, eh hehe maksudnya di suguhi dengan pemandangan tempat makan lesehan dan kolam ikan yang di dihuni oleh ikan ikan yang berukuran besar dan kecil, ikan ikan ini akan bergerombol menghampiri bila kita berdiri dipinggir kolam, menarik.

Saung lesehan yang di dominasi oleh bambu itu, letaknya ada yang berjajar di halaman depan rumah, di teras rumah, di belakang rumah, bahkan adayang terletak di dalam rumah. Rumah utamanya sendiri berdinding bilik, dengan foto foto jadul menempel di dindingnya, yang mengingatkan saya akan rumahkhas sunda tempo dulu. Fasilitas lainnya selain toilet dan mushola adalah area bermain anak,tidak luas tapi cukuplah untuk membuat anak anak sibuk dengan ayunan, prosotan dan jungkat jungkit.Kicau burung pun kerap terdengar di sana karena memang ada beberapa ekor burung yang di sangkarkan di sekitar kolam ikan.

Saung Awi ini menasbihkan dirinya sebagai spesialisasi nasi timbel, nasinya sendiri berupa nasi putih dan nasi merah.Menu lain nya standar saja, ada ayam, ikan, bebek, tumis kangkung, tahu, tempe, pepes, karedok, ikan asin, gepuk, sampai jengkol dan pete.Tapi ada satu yang jarang di temui di tempat makan sejenis yaituikan balita yang digoreng sampai kranci atau kerap di sebut baby fish goreng.  Selain baby fish, ada juga goreng dan pepes ikan impun, ikan impun ini adalah ikan kecil kecil yang kerap di temui di sungai sungai kecil atau pesawahan.

Pelengkap nasi timbel selain lalapan pastilah sambal. Ada yang aneh tentang sambal ini.Ketika pertamakali pesan bawa dulu, sambal nya merah, sedangkan kali ini sambal yang muncul adalah sambal ijo.Saya berpikir bahwa sambal ijo ini mungkin di sesuaikan dengan pesanan lauk nya, tapi karena penasaran, saya pun menanyakan tentang keberadaan sambal merahnya, dan jawaban yang diterima adalah bahwa sambal yang ada ya sambal ijo. Sedikit bingung, tapi akhirnya kami menarikkesimpulan sendiri, mungkin harga cabe rawit merahnyaterlalu mahal untuk saat ini :D.Eh tapi memangnya sah ya seperti itu?.Untuk ukuran tempat makan yang lumayan besar dan berkonsep, rasanya tak masuk akal, mengganti sambal dengan sambal lain yang benar benar tidak mecing dengan hidangan lauknya.  Dan si sambal ijo ini nih, sukses membuat nafsu makan kami mengendur.

Selain makan, memesan minuman adalah keharusan.Es teh dan es jeruk, di hidangkan dengan gelas plastik.Sedikit gak konsisten juga sih, meja lain terlihat memakai gelas beneran.Sebenernya gak masalah juga, cuma soal gelas, tapi kayaknya kurang afdol aja, makan di tempat tapi di beri gelas plastik yang cocok untuk di bawa bepergian lengkap dengan tutupnya :D.  Itu soal gelasnya, nah lain lagi dengan isinya, rasa es teh nya manis tiada tara, tujuannya mungkin apabila bongkahan es nya mencair, air teh nya akan tetap manis, betul juga, tapi kan kesan pertama itu selalu menentukan aksi selanjutnya, dan satu gelas es teh pun terabaikan. Sebagai camilan menunggu pesanan tiba, di sediakanlah otak otak yang rasanya cukup enak lengkap dengan sausnya.Otak otak yang di bakar ini, di bandrol dengan harga 4,000,- rupiah per piece nya.

Untuk urusan harga, Saung Awi ini, cukup terjangkau.Gak bakalan bikin dompet kebat kebit.  Bagi yang tidak bermasalah dengan berbagai bentuk sambal, Saung Awi ini layak di coba karena pada dasarnya masakannya enak.

14196587872000098688
14196587872000098688
1419659261839943832
1419659261839943832
14196589931207098355
14196589931207098355

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun