Mohon tunggu...
Ika Septi
Ika Septi Mohon Tunggu... Lainnya - Lainnya

Penyuka musik, buku, kuliner, dan film.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Menikmati Pempek Panggang/Tunu dari Dapur Sendiri

19 Januari 2022   19:43 Diperbarui: 21 Januari 2022   19:30 1069
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pempek panggang selalu mengingatkan saya kepada seorang kating atau bahasa urdunya, senior yang pernah menjadi teman perjalanan pulang dulu.

Ya, ketika menumpang angkot, kating saya yang bila dilihat wajahnya melalui sedotan mirip Tintin, jurnalis besutan Herge itu sambil lalu berkata bahwa ada lapak pempek panggang enak di sekitar lokasi universitas swasta yang kami lewati.

Dia, yang di depan nama aslinya tertulis huruf R besar berupa gelar yang entah keturunan keberapa Raja Padjadjaran ini dengan tak bertanggung jawab asal tunjuk tempatnya.  Ya, itu tangan bagaikan telunjuk semua, mengarah kemana-mana.

Sambil menunjuk-nunjuk lapak-lapak tukang makanan di sekitaran Jalan Tamansari, dengan heroik ia mengisahkan wanginya aroma pempek ketika dipanggang.  Kala itu saya 'b' aja dengan ceritanya, dalam pikiran saya pempek panggang ya sama saja dengan pempek yang lain, setelah direbus lalu dipanggang kayak bolu bukan digoreng, haha. Jadi saya boro-boro penasaran dengan hidden gem yang ia ceritakan tersebut.

Lucunya, sampai sekarang, saya gak pernah tahu di mana lapak pempek panggang yang kating saya sebutkan itu.  Hawong, sudah nanya ke beberapa teman yang lulusan universitas tersebut pada geleng kepala, je, yak kepriben iki.

Saya tertarik mencicipi olahan ikan itu jauh setelah saya kehilangan kontak dengan kating saya yang baik hati dan tidak sombong itu karena pernah meminjamkan diktat kuliahnya yang masih terjaga walau telah ia bontang-banting sedemikian rupa.

Beberapa tahun kemudian, saya baru tahu bila pempek panggang memiliki cara pengolahan yang sedikit berbeda dengan pempek kapal selam, lenggang, lenjer, adaan, tahu, pastel, dan kulit.  

Ya, selama bertahun-tahun, saya hanya mengenal pempek kapal selam saja, dah kayak Jon Bon Jovi nyelem-nyelem di film kapal selem. Namun, setelah bertemu pak suami, saya langsung khatam dengan berbagai jenis pempek termasuk pempek panggang yang sedikit sulit ditemukan di tempat-tempat penjual pempek di Bandung pada umumnya.

Saya sendiri baru merasakan jenis pempek ini di tiga tempat, yaitu pempek Rama Lengkong, pempek KP, dan pempek Dakocan. Dan semuanya yang premium bukan yang tanpa ikan atau dos.

Di pempek Rama, makanan olahan ikan yang juga dikenal dengan nama tunu itu dimasukan sebentar ke microwave untuk dihangatkan setelah beberapa waktu sebelumnya dipanggang.  Demikian hasil penerawangan saya yang on-off karena banyak orang yang hilir-mudik di depan mata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun