"The Outsiders", Kisah Manis Getir Persahabatan

Saya sangat menyukai kisah tentang dunia remaja oleh karena itu banyak cerpen yang saya tulis bertemakan kehidupan remaja, hehe promosi, jadi malu.   Begitu pun dengan film, saya lebih tertarik melihat film remaja.

Banyak film remaja yang telah saya tongkrongi, salah satunya adalah film klasik besutan sutradara kondang Francis Ford Coppola yang berjudul "The Outsiders".

Film ini bertaburan bintang-bintang Hollywood yang akan kondang pada waktunya seperti Matt Dillon eh dia mah sedang kondang-kondangnya deng saat itu, Patrick Swayze, Rob Lowe, Emilio Estevez, Tom Cruise, C. Thomas Howell, Ralph Macchio, dan Diane Lane.

Film yang rilis tahun 1983 itu menurut saya kisahnya masih sangat relevan dengan kehidupan remaja di era sekarang ini.  

Perbedaan status sosial selalu menjadi biang kerok sebuah perundungan, begitulah yang terjadi di kisah ini. Film yang diadaptasi dari novel dengan judul sama karya Susan Eloise Hinton atau yang lebih dikenal dengan S.E. Hinton ini mengisahkan dua geng beda status sosial yaitu The Greasers dan The Socs.

Bila Greasers diisi oleh anak-anak dengan latar belakang ekonomi sulit maka Socs didiami oleh para remaja kaya yang kemana-mana mengendarai mobil serta doyan mabuk-mabukan.

Kekerasan fisik dan verbal kerap diterima oleh anggota Greasers dari Socs apabila mereka bepergian sendirian. Dua sahabat di bawah bendera Greasers, Ponyboy Curtis dan Johnny Cade  yang mana usianya masih unyu-unyu adalah dua remaja yang kerap mendapatkan perundungan dari anggota Socs.

Ponyboy sendiri adalah anak yatim piatu yang hidup bersama dua kakaknya yang telah bekerja yaitu Darrel (Patrick Swayze) dan Sodapop (Rob Lowe), ini asli ya namanya sesuai dengan akta kelahiran, heuheu.  Sedangkan Johnny memiliki orang tua yang kerap bertengkar dan selalu menganggapnya tak ada.  Dua perpaduan masalah yang sempurna dari dua anak remaja.

Hubungan sesama Greasers bak ikatan persaudaraan yang penuh dengan solidaritas.  Manis getir mereka lewati bersama. Bila satu tersakiti yang lain pasti akan membela walaupun sampai mati. Inilah yang dilakukan Johnny (diperankan dengan baik oleh Ralph Macchio) demi menyelamatkan sahabatnya Ponyboy (C. Thomas Howell) dari keroyokan anggota Socs.  Johnny menusuk salah satu anggota Socs bernama Bob yang berakhir dengan kematian.

Dua sahabat itu pun melarikan diri dengan bantuan teman mereka Dallas (Matt Dillon) yang baru saja keluar dari penjara. Mereka tinggal di sebuah gereja tua yang terpencil untuk beberapa saat.

Disini lah ada scene yang sangat menarik dimana Ponyboy membacakan puisi berjudul "Nothing Gold Can Stay" karya Robert Frost yang ia sendiri tak tahu apa artinya di antara semburat warna jingga tanda tibanya fajar. FYI, hobi Ponyboy adalah menonton film dan membaca buku, dan novel Gone With The Wind-lah yang telah menjadi penghiburan ketika mereka berada di persembunyian.

Namun pelarian mereka harus berakhir karena rasa belas kasih yang masih tertanam kuat di jiwa-jiwa muda mereka.  Ya, mereka membantu beberapa anak yang terperangkap dalam kebakaran gereja dimana mereka bersembunyi. Dan sang pelarian pun menjadi pahlawan namun demikian tetap ada harga yang harus ditebus.

Film yang kembali rilis tahun 2005 dalam bentuk DVD itu memperlihatkan bahwa selalu ada sisi rapuh dalam diri remaja terlebih ketika berada di usia-usia peralihan.  Seberandal-berandalnya Dallas yang telah mengenal senjata, ia tetaplah seorang remaja yang bisa menangis dan merasa takut.  Dan Copolla berhasil menerjemahkannya dengan baik di film yang memuat banyak lagu rock and roll ala tahun 60-an itu.

Film ini mungkin hanya karya kecil dari seorang Francis Ford Coppola namun nyatanya ada hal-hal besar dibalik "The Outsiders".  Ya, film yang hanya menyodorkan peran kecil kepada Tom Cruise ini setidaknya telah memberi pelajaran kepada banyak remaja bahkan orang tua tentang solidaritas, persaudaraan, persahabatan, tanggung jawab, kesetiaan, penebusan, keberanian, dan pendewasaan diri.

Film ini dengan tepat membingkai momen ketika seseorang telah menginjakkan satu kakinya ke dunia yang lebih luas dan rumit sementara satu kaki lainnya masih berada di dunia kanak-kanak nan polos.

Sekian.