Mohon tunggu...
Ika Septi
Ika Septi Mohon Tunggu... Lainnya - Lainnya

Penyuka musik, buku, kuliner, dan film.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Terhalang Sorak

23 Mei 2018   16:46 Diperbarui: 23 Mei 2018   16:49 712
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi : stikiindonesia

Bila saja aku seorang anggota Navy SEAL dan sedang ada di daerah konflik mungkin sudah ku todongkan sepucuk Remington atau MK-43 ku kepadanya dengan gaya se-elegan mungkin bagai anak buah Letnan A.K. Waters, Lake dan Red. Namun sayangnya aku berada di kantin bukan di Nigeria jadi semua angan-anganku itu hanya semu belaka, sesemu tekstur empuk ampela ayam yang kini membuatku tersedak karena kealotannya.

Dia masih disana, diantara pilar-pilar kokoh kantin, mengendap-endap bagai agen rahasia tengah beraksi. Trio JB, James Bond, Jack Bauer, dan Jason Bourne bakal mati gaya bila melihat kelakuannya.

"Ada salam dari Desta." Tiba-tiba punggungku ditepuk dari belakang.

Lagi-lagi aku tersedak, hampir saja aku mental dari kursi yang tak bersabuk pengaman. Aku mendelik, namun Aji, sang tersangka langsung memamerkan cengiran dahsyatnya yang selalu membuatku mati kutu karena silaunya mengalahkan barisan lampu TL di minimarket milik tetangga.

"Siapa Desta?" Tanyaku acuh tapi butuh...butuh penjelasan.

"Temen." Aji mencaplok ati ayam yang sengaja aku sisakan untuk momen "save the best for last". Ingin rasanya membuka paksa mulut sahabatku itu untuk mendapatkan kembali ati ayamku namun lagi-lagi cengirannya membuatku urung melakukannya."Eh, Che, salamin lagi ya?"

"Hidih, kenal aja enggak." Aku sewot lalu meneguk teh botol milik Aji sampai tandas, aksi balas dendamku tercapai sudah.

"Eh denger ya Che, Desta itu baik, IPK-nya 3,7, gak pernah bolos di mata kuliah apapun, cita-citanya jadi teknokart, berwibawa, bijaksana, gak malu-maluin di bawa kondangan, dan tentu saja dari keluarga baik-baik."

Aku mendelik lagi.

"Kamu kayak aktivis biro jodoh kurang kerjaan. Di suap pakai apa sampai promosinya kayak mau buka warung serba ada."

"Aku? Enggak lah. Aku kan orangnya baik, gemar membantu orang yang kesusahan apalagi kesusahan karena cinta." Aji terkekeh sementara mataku mulai mencari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun