Mohon tunggu...
Ika Septi
Ika Septi Mohon Tunggu... Lainnya - Lainnya

Penyuka musik, buku, kuliner, dan film.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[RTC] Tetaplah Terjaga!

18 November 2017   15:55 Diperbarui: 18 November 2017   16:34 584
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi : dark room by lars netzel, photoshopcreative

Kepedihan kembali datang, merenggut setitik kebahagiaan yang tersisa. Butiran bening yang baru saja mengkristal kini mulai mengurai kembali, membasahi tanah yang diinjak, menguap bergabung bersama udara yang terasa pengap. Dadanya sesak. Tangis tak membuat hatinya merasa lega. Dunia seakan mati seiring dengan kepergian orang-orang terdekatnya.

"Ya, saatnya kita pulang nak." seorang lelaki paruh baya menyentuh pundaknya, Yara bergeming.

"Relakan dia, buatlah langkahnya ringan. Seperti kamu merelakan kepergian Mama dan Ren."

Yara mengembuskan nafasnya berat lalu beranjak.

"Om akan selalu ada buat kamu. Kamu tahu kan dimana dapat menemukan Om?"

Yara mengangguk lemah.

**Untuk ketiga kalinya Yara merasa tersesat dalam kegelapan. Ia melalui hari-harinya dengan berat. Kedukaan yang dulu pernah menyelimutinya kini kembali menghamparkan helaian kelamnya yang tak kuasa ia sibakka

Genap tiga bulan ia menemukan lelaki yang telah menariknya dari kubangan kesedihan karena rasa kehilangan. Namun ternyata ia kembali terjerembab dalam kesedihan, karena Jared, lelaki yang ia kasihi itu pergi menghadap yang Maha Kuasa dalam sebuah kecelakaan tragis. Lexus milik Yara yang tengah ia kendarai tiba-tiba tak bisa dikendalikan. Kesimpulan sementara dari penyebab kecelakaan mobil yang rencananya akan dibawa ke bengkel untuk perawatan bulanan itu adalah rem blong. Yara tak habis pikir mengapa hal itu dapat terjadi padahal setiap bulan ia melakukan perawatan rutin untuk kendaraan peninggalan Mamanya itu.

"Seharusnya aku yang disana, bukan Red," Yara berkata pelan.

"Seharusnya aku tak meminta bantuannya untuk pergi ke bengkel. Seharusnya aku mempercayai perasaan ku yang mendadak tak enak sesaat setelah ia melambaikan tangannya padaku." Suara Yara mulai bergelombang.

"Semua bukan salah kamu, tak ada yang dapat menghindari takdir Ya."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun