Beasiswa sering disebut sebagai solusi pendidikan untuk mahasiswa dari keluarga kurang mampu. Namun, realitanya tak sesederhana itu. Banyak aspek penting yang tak pernah disebutkan secara gamblang, namun sangat menentukan keberhasilan seseorang mendapatkan beasiswa.
Sebagai awardee dari beberapa program beasiswa, saya merasakan sendiri bahwa perjuangan untuk mendapatkan bantuan pendidikan bukan sekadar soal nilai dan kondisi ekonomi. Ada banyak hal yang tak tertulis dalam brosur pendaftaran, namun menjadi syarat tak resmi dalam seleksi. Berikut beberapa kenyataan yang perlu diketahui oleh para pejuang beasiswa:
1. Beasiswa Tak Selalu untuk yang Benar-Benar Miskin
Memang, syarat utama sebagian besar beasiswa adalah berasal dari keluarga tidak mampu. Namun dalam praktiknya, hanya mengandalkan Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) saja tak akan cukup.
Sebagian besar beasiswa terutama dari lembaga pemerintah maupun swasta justru sangat mempertimbangkan prestasi akademik, rekam jejak lomba, hingga skor kemampuan bahasa asing. Misalnya, nilai IPK minimal 3,5 dan sertifikat kompetisi tingkat nasional atau internasional bisa menjadi kunci penentu.
Saya pernah mendapatkan beasiswa dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan kabupaten tempat saya tinggal yang mensyaratkan SKTM. Namun, pada proses seleksi akhir, prestasi tetap menjadi prioritas utama. Bahkan, besaran dana yang diterima pun disesuaikan dengan pencapaian masing-masing mahasiswa. Semakin tinggi prestasimu, semakin besar bantuan yang kamu peroleh.
2. Harus Punya Tabungan Pribadi Terlebih Dahulu
Ironis, tapi nyata. Meski beasiswa ditujukan untuk mereka yang mengalami keterbatasan ekonomi, justru pada tahap awal banyak pengeluaran yang harus ditanggung sendiri.
Mulai dari biaya legalisir dokumen, tes TOEFL, tes UKDBI, pengiriman berkas fisik, dan sebagainya. Bahkan setelah dinyatakan lolos, pencairan dana beasiswa biasanya tak langsung dilakukan. Jadi, memiliki tabungan sebagai dana talangan sementara adalah keharusan yang tidak pernah disebutkan.
3. Ada Tanggung Jawab Tambahan yang Tidak Tertulis
Banyak yang mengira bahwa setelah menerima beasiswa, beban akan berkurang. Nyatanya, beasiswa bukan hadiah, melainkan investasi dari lembaga pemberi. Penerima beasiswa harus mempertahankan IPK, aktif di organisasi, mengikuti pelatihan internal, hingga terlibat dalam kegiatan sosial.