Mohon tunggu...
Ika Maya Susanti
Ika Maya Susanti Mohon Tunggu... Penulis - Penulis lepas dan pemilik blog https://www.blogimsusanti.com

Lulusan Pendidikan Ekonomi. Pernah menjadi reporter, dosen, dan guru untuk tingkat PAUD, SD, dan SMA. Saat ini menekuni dunia kepenulisan.

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Lajang Bahagia di Waktu Lebaran

8 Mei 2022   09:00 Diperbarui: 8 Mei 2022   09:02 405
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saat berlebaran di rumah teman di Singapura. Foto: dokumen pribadi

Mungkin menjadi lajang di tanah melayu sewaktu lebaran adalah kebahagiaan. Eh, apa saya saja yang waktu itu mengalaminya ya?

Jadi ceritanya beberapa tahun yang lalu, saya sempat kerja jadi reporter di Batam. Nah, media tempat saya kerja itu tidak membolehkan reporternya menerima amplop. Pokoknya peraturannya, kami tidak boleh menerima pemberian apapun dari narasumber.

Nah ceritanya di saat lebaran, saya dan teman berkunjung ke rumah-rumah beberapa narasumber yang kami kenal dekat. Ndilalah di rumah salah satu narasumber, kami dikasih angpau, saudara kembarnya si amplop.

Saya dan teman pun saat itu jadi bingung salah tingkah menerimanya. Padahal dalam hati, saya tertarik sekali dengan angpau itu. Bukan karena isinya. Apalagi karena waktu itu saya tidak tahu berapa lembar dan uang gambar apa yang ada di dalamnya.

Yang membuat saya naksir, angpaunya itu unik. Bentuknya kecil, lalu ada gambar komik bahasa Malaysia warna-warni. Hihihi, norak kayak anak kecil ya?

Pas ditolak, eh, narasumbernya malah memaksa saya dan teman untuk menerima. Katanya, itu sudah jadi adat di tanah melayu. Kalau lajang, biasanya akan dapat angpau lebaran.

Tapi karena sungkan, tetap kami menolaknya. Gerakan tangan sudah antara setengah menyodorkan balik angpau tersebut, namun tangan rasanya menahan tak ingin berpisah dari si angpau mungil. Alasan kami, tetaplah karena kebijakan tempat kerja yang tidak membolehkan menerima pemberian dari narasumber.

Eh, ternyata narasumber kami malah mengancam. Katanya kalau kami menolak angpau itu, kami terancam diboikot tidak boleh lagi meliput ke mereka. Ya sudah, dengan terpaksa, namun sangat ikhlas, kami terima angpaunya.

Sepulang dari sana, kami begitu terkejut. Isinya angpaunya ternyata berupa lembaran uang lima puluh ribuan sebanyak tujuh lembar! Alhamdulillah yah, rezeki lajang soleha...

Jadi lajang bahagia memang benar-benar saya rasakan sewaktu di tanah melayu. Beberapa tahun kemudian saat berlebaran ke Singapura, ternyata saya dan teman saya dapat angpau lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun